JEMBER - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar, MH, menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember meresmikan Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI (Warung NKRI), Minggu (4/12/2022). Berlangsung di Aula City Forest Arum Sabil, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Rafli mengatakan, Warung NKRI merupakan wadah untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya faham radikalisme yang semakin menjamur di Indonesia.
"Warung NKRI dapat membangun kewaspadaan sejak dini terhadap ancaman faham radikal yang bertentangan dengan ideologi Pancasila," ucapnya.
Pria lulusan Akpol 1988 ini menjelaskan, penanggulangan terorisme bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja. Melainkan tanggungjawab semua pihak.
"Oleh sebab itu, partisipasi masyarakat dan yang lainnya akan sangat membantu dalam mengantisipasi munculnya terorisme. Bergotong-royong dalam menjaga keutuhan NKRI," tandasnya.
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh pendahulu Bangsa, kata Rafli, sikap gotong-royong merupakan warisan yang tetap terpancar dalam jiwa kebangsaan.
"Kita menyadari, jauh-jauh hari sebelum merdeka, pada peristiwa Sumpah Pemuda 1928, pemuda-pemudi bisa menyatakan bersumpah bertanah air satu, tanah air Indonesia. Bersumpah berbangsa satu, bangsa Indonesia. Dan bersumpah berbahasa persatuan, bahasa Indonesia. Itulah jiwa kita," ungkapnya.
Bahkan jika ditelisik lebih jauh lagi ke masa kerajaan, kala itu Mahapatih Gajahmada melakukan Sumpah Palapa untuk menyatukan nusantara.
"Jadi kita mendapatkan warisan-warisan yang begitu kuat dari sisi karakter, yang di masa sulit saja orang bicara persatuan," tutupnya.
Di sisi lain, Sekretaris Daerah (Sekda) Jember Arief Tjahjono, mengatakan Kota Tembakau ini terdiri dari 2,6 juta penduduk yang penuh dengan keragaman budaya. Mayoritas penduduk dari suku Jawa dan Madura.
"Dengan banyaknya keberagaman itu, banyak juga potensi konflik di Jember. Salah satunya konflik SARA," ucapnya.
Hal itu terlihat dari adanya penolakan yang dilakukan warga terhadap benerapa hal. Semisal penolakan terhadap komunitas yang hendak mengadakan Konser. Di mana konser yang bakal digelar tidak sesuai dengan kultur masyarakat Jember.
"Kami mengambil langkah tegas untuk menghindari konflik itu. Jadi kami tidak mengizinkan konser agar tidak terjadi konflik," bebernya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Zainul Hasan |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi