JEMBER - Sutaji, salah seorang pengrajin alat musik tradisional kentongan kayu asal Dusun Curah Renteng, Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyebut teknik kewel pada kentongan kayu kali pertama ditemukan olehnya.
Kewel merupakan bahan tambahan yang di jepitkan di dinding lubang kentongan. Terbuat dari plat eser (Material bangunan dari besi atau baja yang berbentuk pipih).
"Dulu sekitar tahun 1973, bentuk kentongan kayu itu masih polos. Lalu tambah tahun, dikembangkan dengan ditambahi per di dalamnya," ucapnya.
Kemudian memasuki tahun 1983, Sutaji mulai berfikir untuk memodifikasi kentongan kayu dengan menambahkan kewel di dinding lubang kentongan.
"Percobaannya gak sekali saja, tapi berkali-kali. Setelah menemukan pola, akhirnya saya pakai untuk acuan pembuatan kentongan selanjutnya," imbuhnya.
Yang jelas, kentongan yang dipasangi kewel dapat menghasilkan bunyi yang lebih bagus dibandingkan kentongan tanpa kewel.
"Hanya saja, pemasangan kewel gak bisa sembarangan. Ukurannya juga harus sesuai dengan postur kentongan. Kalau salah ukuran, bukannya tambah enak malah tambah jelek suaranya," tandasnya.
Seiring berkembangnya waktu, pengrajin kentongan yang lain juga mulai banyak yang menggunakan kewel pada kentongannya seperti Sutaji.
Meski begitu, pelanggan setianya tetap bisa membedakan mana kentongan garapan Sutaji dengan Kentongan yang dibuat oleh pengrajin lain.
"Ada ciri khas tersendiri. Meskipun bentuk kentongannya sama-sama diberi kewel, tapi suara yang dihasilkan kentongan buatan saya dengan yang lain itu bisa dibedakan," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Zainul Hasan |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi