JEMBER- Pemerintah Kabupaten Jember, sangat serius dalam menangani tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Salah satunya dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, yang mengenalkan Ultrasonofrafi (USG) dasar.
Kegiatan tersebut dikemas dengan bentuk pelatihan dalam upaya Peningkatan Pelayanan Ante Natal Care (ANC), yang diikuti oleh 50 dokter umum Puskesmas, dengan target prioritas adalah mereka yang telah memiliki alat USG di Puskesmas masing-masing.
Kepala Bidang Pelayanan Masyarakat Dinkes Jember dr. Santi Indriasari menjelaskan, seiring dengan peningkatan target angka kesehatan yang ingin dicapai oleh Pemkab Jember, maka dokter umum diharuskan untuk mampu memberikan pelayanan yang kompehensif kepada para paien.
“Sesuai dengan standar kompetensi dokter indonesia,” sebagaimana dikutip dari laman Dinkes ppid.jemberkab.co.id, yang rilis Rabu (21/9/2022) kemarin.
Menurutnya, dengan adanya USG tersebut maka dapat melakukan deteksi dini jika terjadi permasalahan selama masa kandungan, baik pada ibu maupun bayi. Sehingga, mampu meminimalisir terjadinya resiko kematian pada ibu atau bayi.
“Puskesmas juga memiliki fungsi sebagai pelaksana pelayanan kesehatan dasar, guna peningkatan upaya kesahatan ibu hamil,” lanjutnya.
Pernyataan senada juga telah disampaikan oleh Plt Kepala Dinkes Jember dr Lilik Lailiyah, yang menyebut bahwa peningkatan pelayanan kesehatan, perlu untuk dilakukan. Dirinya menilai bahwa, penurunan AKI dan AKB tidak hanya menjadi tanggungjawab dari pihak-pihak tertentu.
Untuk itu dirinya meminta agar seluruh tenaga kesehatan yang ada di Jember, dapat turut bekerjasama dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada sektor kesehatan di Kabupaten Jember, termasuk penurunan AKI dan AKB.
“Harus ikut sera untuk ikut membantu mengatasi berbagai permasalaan di sektor kesehatan, termasuk AKI dan AKB di Jember,” tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi