SUARA INDONESIA, JEMBER- Cabang olahraga (cabor) gulat Kabupaten Jember mencatatkan prestasi gemilang di ajang Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Jawa Timur, akhir pekan kemarin. Meski tanpa sokongan anggaran dari pemerintah daerah, para atlet berhasil memboyong lima medali sekaligus.
Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jember, Muhammad Reza Gusti Pamungkas mengatakan, ada enam atlet yang dikirim mewakili kontingen Jember di ajang itu. Lima di antaranya mendapatkan medali. Dua emas, satu perak dan dua perunggu.
Mereka adalah Ali Hakim Irwansyah yang ikut di kelas 57 Kg gaya bebas remaja, Nuris Alfarin di kelas 57 Kg gaya bebas putri kadet dan Olivia Putri Listya Cinta Ramadhani, di kelas 33 Kg gaya bebas putri remaja. Ketiganya merupakan pelajar di SMPN 1 Bangsalsari. Nuris dan Olivia sama-sama membawa medali perunggu untuk Jember.
Sementara atlet lainnya adalah William Zora Bougestia yang bertanding di kelas 120 Kg gaya grego. Alumnus SMPN 1 Bangsalsari yang tengah menempuh pendidikan di SMAN 2 Tanggul ini, meraih juara 2, hanya selisih satu poin dengan peraih emas di kelas yang sama.
Sedangkan dua atlet peraih emas, yakni Rivaldi Arsya Maulana di kelas 54 Kg gaya grego dan Faiz Dharma Putra Aji yang bermain di kelas 64 Kg gaya grego. Keduanya sama-sama alumni SMPN 1 Bangsalsari yang saat ini melanjutkan sekolah di SMAN Olahraga (SMANOR) Sidoarjo.
Informasi yang diperoleh Suaraindonesia.co.id, proses pemberangkatan para atlet berprestasi ini ternyata penuh perjuangan. Mereka berangkat dengan biaya mandiri. Tanpa sokongan anggaran sepeser pun dari pemerintah daerah.
Reza mengaku, sebagai Ketua Pengcab PGSI Jember, dirinya sempat mengajukan proposal ke Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jember terkait pengiriman atlet di Kejurprov yang berlangsung 9-11 Agustus 2024 di Gor Chang Hwa, Lumajang ini.
Hanya saja, meski proposal itu diterima dan disetujui oleh dinas, namun tak ada anggaran yang dikeluarkan. Pihak dinas beralasan, tidak adanya Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) menjadi musabab anggaran itu tak bisa dicairkan.
“Sudah. Saya sudah mengajukan proposal, tapi katanya tidak bisa dicairkan,” ungkapnya kepada Suaraindonesia.co.id, baru-baru ini.
Setelah mengetahui tak ada dukungan pembiayaan dari dinas, mantan atlet gulat itu akhirnya putar otak. Dia segera berkomunikasi dengan Kepala SMPN 1 Bangsalsari, serta para orang tua atlet. Dia juga menghubungi mantan anak didiknya, atlet gulat Jember yang kini berprofesi sebagai anggota Polri.
Sebab, selain butuh biaya transportasi, penginapan dan konsumsi, termasuk vitamin, juga ada biaya pendaftaran Rp 250 ribu untuk masing-masing atlet.
“Alhamdulillah, kepala sekolah merespons positif. Orang tua atlet dan alumni yang saat ini jadi polisi, juga mendukung sekali. Mereka turut menyumbang dana agar atlet gulat Jember bisa ikut Kejurprov,” ungkap Reza, pelatih gulat yang sekaligus guru di SMPN 1 Bangsalsari tersebut.
Reza mengaku bangga atas raihan prestasi anak didiknya, walau dukungan dan fasilitas pemerintah sama sekali tidak ada. Kata dia, keberhasilan memboyong lima medali di ajang yang diikuti oleh 207 atlet gulat dari 22 kabupaten/kota se-Jawa Timur ini, juga membuktikan bahwa cabor gulat Jember cukup diperhitungkan di kancah regional.
“Sebenarnya ada 25 kabupaten/kota yang memiliki cabor gulat, termasuk Jember. Namun yang mengirimkan atlet hanya 22. Tiga kabupaten absen,” pungkas Reza. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara F |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi