SUARA INDONESIA JEMBER

Panjat Pinang, Bukti Penjajahan yang Masih Terkenang

Redaksi - 12 August 2022 | 19:08 - Dibaca 166 kali
Artikel Panjat Pinang, Bukti Penjajahan yang Masih Terkenang
Lomba Panjat Pinang (Foto: Filckr)
JEMBER- Panjat Pinang merupakan salah satu lomba yang selalu ada dalam rangkaian perlombaan untuk menyambut 17 Agustus dan memeriahkan bulan kemerdekaan di Indonesia.

Dilansir dari laman IDN TIMES lomba panjat pinang merupakan salah satu kebiasaan yang ditinggalkan oleh Belanda saat masa penjajahan.

Di Belanda sendiri panjat pinang biasa dilakukan dalam acara-acara seperti pernikahan hingga perayaan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina setiap tanggal 31 Agustus.

Pada masa penjajahan para penjajah saat itu memasang pohon pinang yang telah dilumuri oli di sebuah tanah lapang. Kemudian mereka juga menggantung bahan-bahan pokok yang merupakan barang mewah bagi pribumi sebagai hadiah untuk mereka yang berhasil memanjat hingga pucuknya.

Sementara para penjajah hanya menonton dan sesekali tertawa, menertawakan mereka yang jatuh karena tak sanggup memanjat pohon pinang yang licin.

Meski dianggap mengingatkan pada masa-masa kelam saat penjajahan, panjat pinang tetap dilakukan masyarakat hingga saat ini. Terutama untuk memeriahkan momen tujuhbelasan. 

Bahkan panjat pinang seolah menjadi ikon dalam lomba tujuhbelasan yang harus selalu ada. Selain sebagai hiburan, ia juga menjadi pengingat perjuangan para pejuang pada masa penjajahan.

Panjat Pinang juga menjadi salah satu sarana untuk mendekatkan hubungan antar warga, melatih kekompakan dan koordiansi serta membangun kebersamaan. (Ree)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya