JEMBER-Setiap muslim yang sudah berumur balig akan merasakan berada pada keaadan berhadas besar sehingga diwajibkan atasnya untuk mandi wajib. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam Al-Qur'an surah kelima ayat keenam.
"Dan jika kamu junub, maka mandilah," QS Al-Maidah 6.
Dikutib dari buku Fiqih Islam karya Sulaiman Rasjid, hadas besar tersebut bisa disebabkan oleh beberapa perkara, ada perkara yang bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan, ada pula yang hanya terjadi pada perempuan saja, diantranya sebagai berikut:
1. Bersetubuh, baik keluar mani ataupun tidak, dalil yang mendasarinya ialah hadis berikut:
"Apabila dua yang dikhitan bertemu, maka sesungguhnya telah diwajibkan mandi, meskipun tidak keluar mani," HR Muslim.
2. Keluar mani, baik yang disebabkan mimpi ataupun hal lain, disengaja ataupun tidak, dengan perbuatan sendiri atau bukan, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadis berikut:
"Dari Ummi Salamah, sesungguhnya Ummi Sulaim telah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak mali memperkatakan yang hak. Apakah perempuan wajib mandi apabila bermimpi? Jawab beliau, "Ya (wajib atasnya mandi), apabila ia melihat air (artinya keluar mani)." sepakat Ahli Hadis.
3. Meninggal dunia, orang Islam yang telah berpulang maka hukum memandikannya ialah fardu kifayah untuk muslim yang lain, sebagaimana dalam hadis berikut:
"Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah SAW, telah berkata tentang orang berirham yang terlempar dari punggung untanya hingga ia meninggal. Beliau berkata, "Mandikanlah dia olehmu dengan air dan daun sidr (sabun)," HR Bukhari dan Muslim.
Kewajiban memanadikan mayat ini gugur pada mayat seorang muslim yang meninggal dunia dalam keadaan syahid, seperti yang dijelaskan dalam hadis berikut:
"Beliau berkata tentang orang yang mati dalam peperangan Uhud, "Jangan kamu mandikan mereka," HR Ahmad.
Selanjutnya, perkara yang menyebabkan seseorang mandi wajib yang hanya terjadi pada perempuan saja.
4. Haid, apabila seorang perempuan telah berhenti atau selesai masa haidnya maka wajib baginya untuk mandi wajib menghilangkan hadas besar dari tubuhnya sebelum ia melakulan ibadah kepada Allah SWT seperti salat.
Rasulullah SAW bersabda mengenai hal tersebut, dalam hadis berikut.
"Beliau berkata kepada Fatimah binti Abi Hubaisy, "Apabila datang haid itu, hendaklah engkau tinggalkan salat, dan apabila habis haid itu, hendaklah engkau mandi dan salat," HR Bukhari.
5. Nifas, yang dimaksud nifas dalam fiqih ialah darah yang keluar dari kemaluan perempuan sesudah ia melahirkan anaknya. Darah tersebut merupakan darah haid yang terkumpul selama masa kehamilanya.
6. Melahirkan, seorang perempuan yang telah melahirkan maka wajib atasnya mandi, baik anak yang dilahirkan tersebut cukup umur ataupun ketika dia keguguran.
Setalah mengetahui perkara-perkara yang menyebabkan wajibnya mandi, maka perlu diketahui pula bagaimana tata cara mandi wajib yang benar.
Pertama mengetahui rukun mandi terlebih dahulu,
1. Niat, untuk orang yang junub hendaklah berniat menghilangkan hadas besar karena junub, begitupula bagi perempuan yang telah berhenti masa haidnya.
Berikut lafaz niat mandi wajib.
نويت الغسل لرفع الحدث الاكبر من الخيض فرض لله تعالي
Nawaitul-ghusla liraf'il-hadatsil-akbari minal-haidi fardha lillaahi ta'alaa
Artinya: Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar dari haid fardu karena Allah ta'ala.
2. Mengalirkan air ke seluruh badan.
Kedua mengetahi sunah-sunah mandi, diantaranya sebagai berikut:
1. Membaca "Basmallah" ketika memulai mandi
2. Berwudu sebelum mandi
3. Menggosok-gosok seluruh badan dengan tangan
4. Mendahulukan bagian tubuh yang kanan dari pada yang kiri
5. Berturut-turut
Selain mandi wajib, adapula mandi sunah yang dilakukan pada hari-hari tertentu, diantaranya ialah:
1. Mandi pada hari Jum'at, hal ini disunahkan bagi orang-orang yang akan mengerjakan salat Jum'at, Rasulullah SAW bersabda dalam hadisnya.
"Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, 'Apabila salah seorang hendak pergi salat Jum'at, hendaklah ia mandi," HR Muslim
2. Mandi pada dua hari raya, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis berikut:
"Dari Fakih bin Sa'di, sesungguhnya Nabi SAW mandi pada hari Jum'at, hari Arafah, Hari Raya Fitri, dan pada Hari Raya Haji," HR Abdullah bin Ahmad.
3. Mandi orang gila ketika ia sembuh dari gilanya.
4. Mandi ketika ingin ihram haji atau umroh
"Dari Zaid bin Sabit, sesungguhnya Rasulullah SAW membuka pakaian beliau ketika hendak ihram, dan beliau mandi," HR Tirmizi
5. Mandi sehabis memandikan mayat, sebagaiman sabda Rasulullah berikut:
"Barangsiapa memandikan mayat, hendaklah ia mandi, dan barang siapa membawa mayat, hendaklah ia berwudu," HR Tirmizi
6. Mandi bagi seorang mualaf yang baru masuk agama Islam, Rasulullah bersabda,
"Dari Qais bin Asim ketika ia masuk Islam, Rasulullah SAW menyuruhnya mandi dengang air dan daun bidara. HR Lima Hadis Selain Ibnu Majah. (Ree/Wil)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : |
Komentar & Reaksi