JEMBER- Kabupaten Jember menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur, yang kerap kali langganan diterjang banjir setiap musim penghujan.
Seperti diketahui, beberapa pekan terakhir puluhan rumah warga menjadi korban amukan arus sungai di Jember, hingga membuat penghuninya harus mengungsi ke tempat lain.
Atas hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, mengambil langkah dengan berkoordinasi bersama pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, salah satunya Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (DPSDA) Jatim.
"Ya, kami sudah koordinasi dengan teman-teman dari provinsi. Ada pak Prabowo dari PSDA provinsi, semalam saya juga sudah dihubungi oleh ibu Gubernur," ungakap Bupati Jember Hendy Siswanto, Selasa (18/1/2022).
Pihaknya berencana melakukan penanganan secara komprehensif, yang mengutamakan pemetaan dibagian hulu, dalam hal ini adalah kaki gunung Argopuro.
Menurut Hendy, seharusnya terdapat sistem pembagian debit air yang terjadi saat hujan di lokasi tersebut, terutama menjelang akhir dan awal tahun yang cenderung mengalami intensitas hujan lebat.
"Di situ harus ada pembagian debit air, jika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi sewaktu-waktu. Khususnya di akhir-akhir tahun itu," ucapnya.
Bupati menambahkan, upaya tersebut akan diawali dengan pemetaan sejumlah titik di Kabupaten Jember, yang nantinya diajukan ke tingkat provinsi dan pusat.
Hendy menilai, untuk mencapai target tersebut bukan merupakan hal yang mudah. Sejumlah tantangan akan dihadapi, diantaranya memakan biaya besar, membutuhkan waktu yang tidak singkat, serta sulitnya akses untuk menuju lokasi.
"Dan ini perlu sedikit ekstra ya, karena cosnya cukup besar dan membutuhkan waktu yang cukup panjang," paparnya.
Meski demikian, dirinya berharap Jember mampu merealisasikan penanganan tersebut. Sehingga tidak lagi menjadi lokasi langganan banjir, saat musim penghujan.
"Mudah-mudahan tahun ini. Kami berusaha untuk mewujudkan itu, semoga bisa dan ada anggarannya," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi