JEMBER- Dinas Kesehatan Kabupaten Jember akhirnya memberikan keterangan, terkait beredarnya informasi di media sosial bahwa kasus Covid-19 di Kabupaten Jember mengalami pelonjakan.
Menanggapi hal itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Lilik Lailiyah menjelaskan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti kejelasan sumber data yang dijadikan dasar dalam informasi tersebut.
Dengan tegas Lilik membantah, jika Jember sudah masuk dalam 20 daerah dengan kasus tertinggi di Indonesia.
Menurutnya, jika diukur dari segi transmisi dan respon, Kabupaten Jember berada di level satu dalam zona penyebaran kasus Covid-19.
“Kami tidak tahu dasarnya dari mana, yang bisa kami sampaikan adalah kasus Covid-19 di Kabupaten Jember, baik dari sisi transmisi maupun respon sudah memadai,” jelasnya, Senin (1/11/2021).
Lilik menyebutkan terdapat delapan indikator dalam penentuan level, diantaranya jumlah masyarakat yang telah divaksin dan dari sisi transmisi yakni terdapat kurang dari 5 kasus per seratus ribu orang selama satu minggu.
“Selain itu kasus rawat inap harus kurang dari 5 per seratus ribu orang dalam seminggu, kemudian jumlah kematian juga sama,” sebutnya.
Dirinya menambahkan, penyebab Jember masih belum turun level adalah capaian vaksinasi yang tidak sampai di angka lima puluh persen.
Untuk itu, Dinkes akan menggamdeng sejumlah pihak dalam memenuhi target tersebut.
“Kita akan gencarkan vaksinasi dengan menggandeng beberapa pihak, seperti RT/RW dan Poyandu juga,” imbuhnya.
Sekedar diketahu, saat ini jumlah masyarakat yang telah divaksin di Kabupaten Jember mencapai angka 44,8 persen untuk dosis pertama dan 23 bagi kalangan lansia.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi