PAMEKASAN-Farum Wartawan Pamekasan (FWP) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, meluncurkan gedung studi pers dan hoaks pasca anggota dan pengurus baru di bawah pimpinan Ongky Arista UA dikukuhkan pada Sabtu (8/1) di Pendopo Budaya di Jalan Jokotole.
Sehari dalam kegiatan, ada dua agenda. Pertama pengukuhan dan penyerahan tugas pengurus baru, kemudian dilangsungkan dengan peluncuran yang bertolak ke gedung studi pers di Jalan Ronggosukowati.
Ketua FWP Ongky Arista mengatakan, gedung studi pers dan hoaks adalah cara wartawan dalam menjaga hubungan komunikasi dengan pejabat pemerintah untuk ikut andil mengawal demokrasi dan pembangunan. Ke depan kata dia, gedung ini akan jadi studi dan konsultasi masyarakat untuk berkonsultasi soal perkembangan dan isu-isu yang berkembang.
Persoalan komunikasi antara wartawan dan pejabat, Ongky mengisyaratkan seperti hubungan guru dan murid. Artinya murid tidak akan bertingkah buruk, jika tidak karena perilaku guru. Begitu juga, berita yang dihasilkan wartawan merupakan serangkaian wawancara yang didapatkan dari narasumber pejabat.
"Ada berita baik yang ingin sedang digarap, namun ini berita akan berubah buruk, jika narasumber yang dihubungi ini tidak merespons dan sulit mengangkat telepon," kata Ongky saat sambutan.
Kemudian, sambung dia, persoalan lain timbul akibat narasumber yang ingin diajak komunikasi terkadang mengedepankan masalah materi. Padahal kata dia, berita akan tambah buruk jika narasumber sulit merespons akses komunikasi wartawan, dari pada narasumber hanya sibuk untuk memberi uang amplop kepada wartawan.
"Kita tidak butuh uang, kita hanya butuh keterangan dan akses komunikasi dari narasumber," terangnya.
Sementara itu, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam yang diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan Sekkab Pamekasan Sigit Priyono menyambut baik kegiatan pengukuhan dan gagasan peluncuran gedung studi pers. Ke depan Sigit berharap mitra dengan pemerintah dapat dieratkan.
Sigit menyatakan, peran jurnalis dalam menghadirkan berita cukup berpengaruh. Satu berita kata dia, bisa mengubah mindset banyak publik. Sehingga Sigit meminta agar wartawan bisa memberikan berita yang edukatif.
"Kalau perang pasukannya satu lawan satu, tapi tidak dalam masalah berita. Berita hadapannya dengan banyak pembaca," ujarnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : |
Komentar & Reaksi