JEMBER - Kolaborasi Pengajar, Mahasiswa serta alumni Program Studi Televisi dan Film (FITSI) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (UNEJ) Sukses Hadirkan sosok Sekar di tengah-tengah masyarakat modern dengan persoalan cinta yang menjadi tema utamanya.
Film Sekar a Flower That Blooms mengangkat kisah tentang cinta sepasang kekasih yang terpaksa berpisah karena perjodohon.
Ide tersebut menurut Zamroni sutradara sekaligus penulis naskah dalam film ini bukanlah tema baru, yang membedakannya adalah penggunanaan sudut pandang yang tidak hanya dari sisi emosi, tetapi juga dari sudut pandang rasionalitas.
"Sebenarnya banyak film yang mengangkat tema ini, cuma di film ini tidak hanya membahas tentang cinta dari sudut pandang emosi, tapi juga dari sudut pandang rasional," ungkapnya.
Dirinya menambahkan bahwa dalam hidup ada realitas yang harus dihadapi dengan rasional, menggunakan logika. Akan tetapi masih banyak anak muda yang mengabaikannya.
"Dalam kehidupan ada realitas yang harus kita hadapi secara rasional," tambahnya saat sesi diskusi pada Gala Premiere tadi malam (16/12/2021) di Kota Cinema Mall Jember.
Di sisi lain Rekotor Universitas Jember Irwan Taruna mengaku banyak pesan yang dapat diambil dari film ini, baik tentang moral maupun kearifan lokal Jember yang menjadi latar cerita.
Pihaknya berharap, kedepan akan ada lebih banyak karya-karya serupa yang tak kalah luar biasa dengan film Sekar.
"Saya berharap, berikutnya banyak karya-karya lain yang serupa dengan film ini," ucapnya usai pemutaran.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jember Dhebora Krisnowati juga sangat mengapresiasi hadirnya film Sekar dengan kearifal lokal di dalamnya.
"Sekar ini luar biasa keren, jadi selain mengangkat potensi daerah Jember baik dari sisi wisatanya, diangkat Papuma, Jalur Lintas Selatan (JLS), juga perumahan-perumahan yang ada di Jember, kisahnya maupun bahasanya itu menggambarkan wong Jember," tandasnya. (Ree/Wil)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi