SUARA INDONESIA JEMBER

Dianggap Sakral, Begini Tradisi Malam Satu Suro Berbagai Tempat di Pulau Jawa

Redaksi - 28 July 2022 | 16:07 - Dibaca 2.54k kali
Budaya Dianggap Sakral, Begini Tradisi Malam Satu Suro Berbagai Tempat di Pulau Jawa
Kebo Bule dalam Perayaan Malam Satu Suro di Solo (Foto: Tangkapan Layar Kanal YouTube Denjaya TV)
JEMBER- Malam Satu Suro telah dianggap sebagai waktu yang sakral, karenanya masyarakat Jawa selalu mengadakan berbagai kegiatan untuk merayakannya. Peringatan itu sudah menjadi tradisi yang melekat bagi masyarakat Jawa.

Namun, perbedaan tempat dan kepercayaan dalam memaknainya membuat perayaan Malam Satu Suro berbeda-beda di setiap daerah.

Hal tersebut tidak lantas membuat masyarakat Jawa terpecah belah. Sebaliknya menjadi sebuah penegasan akan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia, yang harus tetap dipertahankan dan diwariskan pada generasi-generasi selanjutnya.

Berikut tradisi-tradisi Malam Satu Suro di berbagai tempat di Pulau Jawa

1. Yogyakarta

Malam Satu Suro di Keraton Nyogyakarta dirayakan dengan mengarak benda pusaka mengelilingi Benteng Keraton yang disebut dengan istilah Ritual Mubeng Beteng. 

Pada ritual tersebut masyarakat yang ikut melaksanakannya tidak diperkenankan untuk berbicara atau dikenal juga dengan istilah Tapa Mbisu

2. Solo

Berbeda dengan Keraton Nyogyakarta, di Keraton Surakarta Hadiningrat yang berada di Solo, Malam Satu Suro dilaksanakan dengan kirab atau iring-iringan yang dipimpin oleh Kebo Bule yakni kerbau yang memiliki warna putih kemerah-merahan.

Kebu Bule sendiri merupakan bagian dari pusaka milik keraton. Ditilik dari asal usul leluhurnya, Kebo Bule ialah peliaharaan kesayangan Paku Buwono II bahkan sejak istananya masih berada di Kartasuro.

3. Klaten

Di daerah Klaten, perayaan Malam Satu Suro yang juga disebut Suroan diperingati dengan berdo'a bersama sebagai bentuk rasa syukur masyarakat serta mempererat silaturahmi antar sesama.

Tak hanya itu, pada waktu tersebut juga ada ritual Laku Prihatin yakni tidak tidur selama 24 jam. 

Lalu, pada tanggal 7 Suro dilanjutkan dengan selametan atau kenduri massal selama semalam yang diisi juga dengan pertunjukan wayang kulit.

4. Temanggung

Perayaan Malam Sati Suro di Temanggung diisi dengan menyanyi Kidung Jawi secara bersama-sama. Adapun judul kidung yang ditembangkan adalah "Dhandes Gula". 

Kegiatan itu kemudian dilanjutkan dengan kacar kucur lalu diakhir dengan do'a keselamatan yang dipimpin oleh kaur keagamaan setempat.

5. Ponorogo

Ponorogo terkenal dengan Grebek Suro yang menjadi tradisi masyarakat di sana saat Malam Satu Suro. 

Grebek Suro dilaksanakan dengan melakukan kirab mengengelilingi Benteng Keraton. Lalu, pada acara puncak diadakan pembagian Tumpeng Raksasa yang memang disediakan oleh pihak keraton.

Tumpeng raksasa itu dipercaya oleh masyarakat sebagai simbol keberkahan.

6. Lumajang

Di Lumajang, tepatnya di lereng gunung Semeru, masyarakat merayakan Malam Satu Suro dengan Larung Pendam, sebagai salah satu bentuk syukur atas apa yang telah didapatkan selama ini.

7. Banyuwangi

Perayaan Malam Satu Suro di Glagah, Banyuwangi diisi dengan sapi-sapian yang dikhususkan untuk menyambut satu Muharam yang juga dianggap sebagai bentuk syukur oleh masyarakat di sana.

Itulah tradisi dalam perayaan Malam Satu Suro di berbagai daerah di Pulau Jawa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut tak hanya dilakukan sebagai sebuah ritual, tetapi juga untuk mempertahankan budaya yang telah ada dan diwariskan secata turum temurun. (Ree)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya