SUARA INDONESIA JEMBER

Terdampak Covid-19, Pelaku Kesenian di Jember Nilai Pemerintah Tutup Mata.

Aditya Mulawarman - 03 November 2020 | 07:11 - Dibaca 2.48k kali
Budaya Terdampak Covid-19, Pelaku Kesenian di Jember Nilai Pemerintah Tutup Mata.
Foto : Pelaku kesenian tradisional Jember, saat tampil di acara grebek suro.

JEMBER- Dampak pandemi Covid-19 juga dirasakan para pelaku kesenian yang ada di Kabupaten Jember. Namun sampai saat ini bantuan dari pemerintah masih belum merata.

Hampir selama enam bulan, para pelaku kesenian lokal di Kabupaten Jember, merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Banyaknya penampilan yang dibatalkan sangat berpengaruh pada penghasilan mereka.

"Pandemi ini sangat berpengaruh sekali ya pada kami, seolah-olah menjadi pengangguran selama ini. Terutama bagi yang memang penghasilannya dari hal ini ya, miris nasib kami ini," ungkap Rahmat Andika, pelaku kesenian lokal Jember. Jum'at (28/8/2020)

Menurutnya saat ini usaha kesenian yang dijalankan sudah mengalami penurunan omset, bahkan sampai lima puluh persen. Hal ini tidak hanya dirasakan Rahmat, namun juga teman-temannya sebagai penggiat seni. 

"Usaha kesenian yang saya jalankan juga ikut macet ya. Biasanya pengirim alat dan kostum kesenian lancar setiap bulan, tapi kali ini benar-benar sepi. Teman-teman saya juga, kami sering bertukar cerita tentang dampak Covi-19 ini," ujarnya.

Meskipun demikian, para pelaku kesenian di daerah Balung Lor tetap semangat dalam melakukan kegiatan kesenian. Seperti yang diungkapkan oleh Nur Alfin Hardianti selaku penari Jatilan ini. Menurutnya dirinya tetap ingin memperkenalkan budaya lokal, agar tidak terlupakan nantinya.

"Meskipun saat ini sepi, tapi kami tetap akan terus mempertahankan budaya lokal ini, dengan memperkenalkan pada masyarakat. Agar bisa terus ada sampai nanti dan tidak terlupakan," tuturnya.

Sementara itu Rahmat kembali menuturkan, bahwa sampai detik ini bantuan pemerintah terhadap para pelaku kesenian yang terdampak Covid-19 masih belum merata. Bahkan pendataan bantuan juga tidak pernah sampai kepadanya, pemerintah seakan menutup mata tentang hal tersebut.

"Saya dan teman-teman sama sekali belum menerima bantuan, selama masa pandemi ini. Selama sanggar ini dibangun juga belum merata bantuannya. Jangankan bantuan, pendataan saja tidak pernah sampai di saya, seakan-akan tutup mata demgan nasib kami," lanjutnya.

Dirinya berharap pemerintah benar-benar memperhatikan dengan baik, data penerima bantuan. Karena hal ini akan berpengaruh pada perkembangan kualitas para pelaku kesenian di Kabupaten Jember.

"Saya harap pemerintah memberikan perhatian yang baik dan teliti terhadap data para pelaku seni, yang menerima bantuan dampak Covid-19. Mau bagaimanapun ini kan juga berdampak ke perkembangan kualitas kesenian di Jember. Jadi ya lebih baiklah perhatiannya," tutupnya.

Dikabarkan sebelumnya bahwa, Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengungkapkan pemerintah akan membantu pekerja seni yang status ekoniminya terdampak akibat COVID-19, salah satunya dengan skema Program Keluarga Harapan (PKH). Bantuan itu juga akan diberikan kepada pelaku budaya, seperti pekerja museum, cagar alam dan lain-lain.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Aditya Mulawarman
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya