SUARA INDONESIA JEMBER

Fawait Sebut Jumlah Penganggur di Jember Naik, Petahana Klaim Turun

Fathur Rozi (Magang) - 29 October 2024 | 06:10 - Dibaca 423 kali
Politik Fawait Sebut Jumlah Penganggur di Jember Naik, Petahana Klaim Turun
Calon petahana, Hendy Siswanto, saat jawab pertanyaan Gus Fawait mengenai pengangguran pada debat perdana yang digelar Sabtu 26 Oktober 2024. (Foto: Fathur Rozi/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JEMBER- Isu pengangguran menjadi topik hangat pada debat perdana Calon Bupati dan Wakil Bupati Jember. Pada segmen keempat, calon bupati nomor urut 02, Muhammad Fawait, menyoroti angka pengangguran dan kemiskinan di kabupaten setempat yang jumlahnya terus naik.

Dua isu ini juga sempat ditanyakan oleh Fawait kepada Hendy Siswanto, calon bupati nomor urut 01 yang juga calon petahana. Tak hanya itu, Fawait juga menyinggung terkait keberpihakan Hendy kepada pedagang pasar tradisional. Karena selama masa kepemimpinan Hendy, retribusi pasar tradisional naik hingga 200 persen.

“Saya mendapat masukan, katanya retribusi pasar tradisional naik 100 sampai 200 persen?” ujar Fawait yang ditujukan kepada petahana. Pernyataan itu disampaikan saat debat perdana Calon Bupati dan Wakil Bupati Jember di Hall New Sari Utama, Kaliwates, Jember, Jawa Timur, Sabtu 26 Oktober 2024.

Menanggapi hal tersebut, Hendy Siswanto mengklaim, jika di masa kepemimpinannya, angka pengangguran di Jember justru, sekaligus diikuti dengan menurunnya jumlah kemiskinan.

“Tahun 2021 jumlah pengangguran 5,44 persen, 2022 4,06 persen dan 2023 4,01 persen. Jadi menurun pengangguran itu. Kalau ngomong pengangguran di Jember itu turun, kemiskinan juga menurun,” jawabnya.

Dia mengklaim penurunan jumlah pengangguran karena pada masa kepemimpinannya, mengadakan job fair. Program tersebut mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan penyedia lowongan di bursa kerja.

“Itu kumpul untuk memberikan peluang pekerjaan di sana. Sebanyak 4.500 loker di tiap job fair. Sebanyak 4.500 di 2023 dan 4.500 di 2024. Di situ untuk mencari pekerjaan,” sebut Hendy.

Sementara terkait pedagang pasar, Hendy mengaku telah memberikan kesempatan pada mereka untuk membuka layanannya, karena saat ini telah keluar dari masa pandemi Covid-19.

“Covid-19 pertumbuhan kita (minus) -2,98. Sedangkan saat ini (plus) 4,9. Itu beneran, bukan data BPS abal-abal. Kita sudah keluar dari covid dan pertumbuhan ekonomi kita bagus. Sampai 7 persen,” tuturnya.

Muhammad Fawait menimpali jawaban tersebut. Soal jumlah pengangguran, dia juga memakai data BPS yang dapat diakses oleh siapapun. Menurutnya, klaim jumlah pengangguran menurun itu kurang tepat, karena jumlahnya semakin lama kian meningkat.

“Kalau pakai data, kita terakhir 2023, Pak! Karena 2024 belum selesai. Data itu dari tahun ke tahun, maka tidak bisa dipakai kalau belum satu tahun penuh,” ucap Fawait, menimpali pernyataan Hendy.

Selain itu, Fawait mengungkapkan, naiknya jumlah pengangguran salah satunya karena petahana menaikkan retribusi pasar. “Mereka itu pedagang kecil, Pak!” katanya.

Melihat kondisi itu, Fawait berjanji akan mengubah Perda Retribusi Pasar Tradisional bila nantinya dia terpilih sebagai bupati. Ia bakal kembali menurunkan besaran retribusi seperti semula. Serta akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur pasar-pasar tradisional, yang menurutnya selama empat tahun terakhir belum tersentuh.

“Kasihan pedagang tradisional, kasihan pedagang informal, kasihan pedagang UMKM. Kami akan turunkan retribusinya. Sesuai pesan Pak Prabowo kepada saya, bahwa kita harus berpihak pada pedagang-pedagang tradisional, pedagang informal dan UMKM,” pungkasnya.

Beda Kutip Data Jumlah Penganggur

Pada debat perdana itu, kedua calon sama-sama bersikukuh dengan pendapatnya masing-masing tentang jumlah pengangguran di Jember. Fawait menyebut jumlahnya naik, sementara Hendy mengklaim turun. Bahkan, keduanya sama-sama mengacu data BPS yang dapat bisa diakses siapa saja. Lalu, siapakah yang benar?

Penelusuran Suaraindonesia.co.id di laman BPS Jember, rupanya kedua cabup itu berbeda dalam mengutip data. Fawait melihat dari sisi jumlah, sedangkan Hendy berdasarkan persentase. Informasi yang disampaikan keduanya sama-sama sahih. Karena dari sisi jumlah penganggur di Jember, angkanya memang bertambah. Meski secara persentase berdasarkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), angkanya menurun.

Mengutip data BPS, jumlah penganggur di Jember mengalami kenaikan, sesuai yang disampaikan Fawait. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan Agustus 2021-2023, misalnya, jumlah penganggur sempat bertengger di angka 73.017 orang pada 2021, lalu turun menjadi 55.260 pada 2022. Dan kembali naik pada 2023 di angka 59.716 penganggur.

Sementara berdasarkan persentase TPT, angkanya memang turun sesuai klaim yang disampaikan calon petahana. Hendy memilih mengutip persentase bukan jumlah penganggur, karena angkanya memang melandai selama tiga tahun terakhir. Data BPS menunjukkan, TPT 2021 sebanyak 5,44 persen dan menurun pada 2022 yang tercatat 4,06 persen, dan kembali turun di angka 4,01 persen pada 2023. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Fathur Rozi (Magang)
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya