SUARA INDONESIA JEMBER

Bupati Jember Minta Petani Harus Beri Laporan Hasil Panen

Redaksi - 28 January 2022 | 13:01 - Dibaca 1.44k kali
Pemerintahan Bupati Jember Minta Petani Harus Beri Laporan Hasil Panen
Bupati Jember Hendy Siswanto saat memberikan sambutan dalam acara Tasyakuran Tutup Tanam sekaligus Peresmian Jembatan Pertanian di Dusun Karang Kokap, Desa Sruni, Kecamatan Jenggawah, Jum'at (28/1/22). (Foto: Suaraindonesia.co.id)
JEMBER- Bupati Jember Hendy Siswanto meminta petani untuk terus memberikan laporan hasil panen kepada Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) untuk mempermudah pemasaran produk pertanian kepada pihak luar.

Dirinya mengungkapkan sebagai Bupati, tugas utamanya ialah membantu masyarakat. Salah satunya adalah dengan menjajakan hasil pertanian lokal. 

"Saya harus membantu apa yang sampean kerjakan, sampean sekarang petani, hasil tani kalian semua itu, hasil padi panjenengan itu laporkan ke dinas pertanian," ungkapnya dalam acara Tasyakuran Tutup Tanam sekaligus Peresmian Jembatan Pertanian di Dusun Karang Kokap, Desa Sruni, Kecamatan Jenggawah, Jum'at (28/1/22).

Adapun yang harus dilaporkan oleh petani, ialah hak kepemilikan lahan, jenis tanaman, jumlah hasil penan serta tempat penyimpanannya. 

Dirinya menambahkan, pendataan tersebut nantinya akan digunakan untuk menetapkan cara pemasaran yang sesuai dengan kondisi di pertanian. Sehingga para petani bisa mendapatkan untung yang lebih baik dari pada sebelumnya.

"Nanti satu Kabupaten Jember saya kumpulkan, saya akan jual ke kabupaten-kabupaten lain se-Indonesia. Supaya sampean dapat harga bagus, petaninya tidak rugi," tegasnya.

Selain itu pihaknya juga mengapresiasi inovasi-inovasi yang dilakulan oleh pemerintah Desa Sruni dalam sektor pertanian, di antaranya adalah dengan membangun jembatan pertanian yang memudahkan akses petani ke sawah ataupun lahan perkebunan.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sruni, Muhammad Khoeri mengaku pihaknya telah membangun tiga jembatan yang menghubungkan kawasan pemukiman warga dengan area persawahan. Satu diantaranya telah selesai, sedangkan dua jembatan lain masih dalam proses pengerjaan.

"Sebetulnya saya membangun tiga jembatan, cuma yang diresmikan hanya satu yang paling besar," ungkapnya.

Kades Khairi mengungkapkan, bahwa pembangunan jembatan tersebut memakan waktu selama 90 hari, menggunakan Dana Desa (DD) serta sebagian dari swadaya masyarakat. (Ree/Wil)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya