SUARA INDONESIA JEMBER

Ustaz Hanan Attaki: Sifat Nggak Enakan Itu Sunnah Nabi

Redaksi - 22 March 2022 | 20:03 - Dibaca 205 kali
Khazanah Ustaz Hanan Attaki: Sifat Nggak Enakan Itu Sunnah Nabi
Ustaz Hanan Attaki (Foto: Tangkapan Layar Kanal YouTube Hanan Attaki)
JEMBER- Hidup bermasyarakat bukanlah hal yang mudah, perbedaan sikap, kepribadian hingga pandangan politik membuat semua orang perlu belajar bagaimana menempatkan diri dan berperilaku dengan lingkungan sekitarnya.

Kehidupan yang seperti itu dapat menumbuhkan banyak sifat bagi diri masing-masing orang, salah satunya adalah sikap selalu ingin membahagiakan orang lain yang pada akhirnya memicu sifat tidak enakan yang dalam istilah medis disebut dengan People Pleaser.

Orang yang memiliki sifat tidak enakan cenderung akan mementingkan orang lain dan ia ingin selalu dianggap baik hingga dicintai semua orang. Akan tetapi, hal tersebut bisa membuatnya tidak menjadi diri sendiri.

Meski begitu, menurut Ustaz Hanan Attaki, sifat tidak enakan merupakan sunah Nabi. 

"Sifat Nggak enakan itu bagian dari sunah Nabi loh. Nggak enak kalau komen di tempat umum, nggak enak kalau kita menjudge, nggak enak kalau kita marah-marah, nggak enak apa gitu, jaga perasaan orang lain," ucapnya dalam kanal YouTube Satu Ayat.

Kemudian ungkap ustaz Hanan, ketika diri mendapata sikap yang tidak mengenakan dari orang lain, maka hal yang perlu dilakukan adalah melapangkan perasaan. Sebagaimana yang diajarkan dalam surah Al-Insyirah.

"Bukankah kami telah melapangkan (dadamu) Muhammad? Dan kami pun telah menurunkan bebanmu darimu," QS Al-Insyirah 1-2.

Dari ayat tersebut telah jelas bahwa dengan melapangkan dada ujar ustaz Hanan, segala urusan akan menjadi lebih ringan, termasuk saat mendapat perilaku tidak mengenakan dari orang lain.

"Sementara saat berlapang dada, meski banyak yang berbuat nggak enak, tapi hatinya tetap lapang, tidak sampai sesak," lanjutnya.

Sebaliknya, saat hati sempit, perasaan akan lebih mudah tersinggung lalu merasa tersakiti dengan perbuatan orang lain, bahkan dalam hal kecil nan remeh. 

Dirinya mengibaratkan hati seseorang ibarat sebuah ruangan, ketika ia luas meski diletakan berbagai barang di dalamnya tidak akan membuat sesak. Namun, jika ruangan tersebut kecil, maka saat ditaruhi satu benda saja sudah terasa sesaknya. (Ree)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya