SUARA INDONESIA JEMBER

Aa Gym: Berlebihan Dalam Agama Itu Bukan Cara Nabi

Redaksi - 08 February 2022 | 20:02 - Dibaca 55 kali
Khazanah Aa Gym: Berlebihan Dalam Agama Itu Bukan Cara Nabi
Aa Gym (Foto: Tangkapan Layar Kanal YouTube Aagym Official)
JEMBER- Rasulullah SAW adalah suri tauladan yang darinya dapat ditemukan panduan kehidupan yang sehat dan membawa pada keselamatan. Salah satunya dalam perkara keyakinan dan usaha. 

Dilansir dari kanal YouTube Aagym Official, Aa Gym mengatakan bahwa dalam beragama tidak baik berlebih-lebihan, apalagi dalam perihal keyakinan.

Keyakinan yang berlebih pada kekuasaan Allah, menurutnya cenderung membawa pada sikap menyepelekan bahkan berputus asa.

"Apa lagi yang berbahaya? Ya berlebihan dalam keyakinan," ujarnya.

Dirinya menambahkan bahwa memang benar Allah Maha Segalanya, meyakini hal tersebut bukanlah suatu kesalahan. Akan tetapi, ucapnya keyakinan yang tidak diimbangin dengan usaha atau ikhtiar merupakan sebuah tindakan penyepelean.

Padahal terangnya, Allah memberikan manusia untuk berpikir, maka harusnya akal tersebut digunakan sebagaimana mestinya. Salah satunya dalam bentuk usaha yang sungguh-sungguh.

"Akhirnya, keyakinan yang tidak disertai dengan kesungguhan ikhtiar ini, tidak pada tempatnya juga. Kita yakin Allah Maha Segala-galanya, tapi kann kita diperintahkan untuk berpikir!" tegasnya.

Bahkan hal tersebut ungkap Aa Gym, dipraktikan Rasulullah ketika memimpin pasukan Islam dalam peperangan. Nabi dengan keyakinannya pada pertolongan Allah tetap melakukan musyawarah untuk mengatur strategi sebelum perang.

Lalu, ketika perang pun Beliau mengenakan baju besi untuk melindunginya, tindakan tersebut merupakan salah satu bentuk ikhtiar yang dilakukan Rasulullah.

"Rasulullah kurang bagaimana yakinnya kepada Allah? Pada waktu perang Uhud pakai baju helm, pakai baju besinya dua lapis, kurang bagaimana sempurnanya ikhtiar Rasulullah? Beliau bermusyawarah, berstrategi, padahal yakin Allah berkuasa pada semuanya," jelasnya.

Oleh karena itu, ustaz kondang tersebut menganjurkan untuk berhenti berlebihan terutama dalam keyakinan dan syariat juga beragama.

"Jadi jangan sampai merasa yakin dan berlebihan sehingga mengabaikan kewajiban lainnya. Yakni kewajiban akal dan ikhtiar," tandasnya. (Ree)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya