JEMBER-Pada sebuah riwayat dikisahkan, Fatimah RA pernah meminta ayahnya Rasulullah SAW mencarikan dia pembantu untuk membantunya dalam urusan pekerjaan rumah. Namun, Rasulullah memintanya untuk berzikir dan tetap melakukan tugas rumahnya.
"Dari Ali RA, ia berkata, Fatimah telah mengadu kepadaku tentang kedua tangannya yang lelah membuat adonan dari tepung gandum, lalu aku berkata, "Jika kamu datang kepada bapakmu, maka mintalah pembantu kepadanya." Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Maukah kalian kutunjukan sesuatu yang lebih baik kepada kalian dari pada seorang pembantu?, jika kalian hendak mendatangi kasur kalian, maka ucapkanlah 33 kali tahmid, 33 kali tasbih dan 33 kali takbir," HR At-Tirmizi.
Hal tersebut, menurut ustaz Haikal Basyarahil bukan karena Rasulullah tidak mampu untuk mencarikan putrinya seorang pembantu, melainkan karena Rasulullah ingin anaknya tetap sibuk dengan urusan rumah tangganya, hingga putrinya terhindar dari kesibukan-kesibukan lain yang tidak bermanfaat.
"Karena wanita itu harus disibukkan dengan perkara rumah tangganya, kalau tidak dia akan disibukkan oleh perkara lain, dia akan sibuk dengan handphonenya dengan WhatsAppnya dan seterusnya," ungkapnya dalam kanal YouTube Rifqan TV.
Menurutnya ketika perempuan-perempuan yang telah berubah status menjadi istri, maka kesibukannya mengurus rumah, suami dan anaknya merupakan sebuah ibadah.
Dirinya menambahkan, meski seorang perempuan harus sibuk dengan urusan rumah tangganya, bukan berarti tanggung jawab tersebut wajib dia pikul sendirian.
Seorang suami juga harusnya tetap membantu meringankan beban istrinya dalam mengurus rumah yang mereka tinggali bersama.
"Bukan berarti di sini, seorang suami tidak membantu istrinya. Tetap dia membantu istrinya, dia ringankan bebannya, tapi, jangan dibiarkan," tandasnya. (Ree)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : |
Komentar & Reaksi