JEMBER-Salat merupakan ibadah yang menghubungkan hamba dengan Allah SWT secara langsung. Dengan Salat manusia bisa mengadu serta memohon juga berdoa untuk segala urusan, baik dunia maupun akhirat.
Namun, Ustaz Abu Haidar dalam kanal YouTube Yufid TV Pengajian & Ceramah Islammengatakan, bahwasanya tidak semua ibadah salat dapat diterima di sisi Allah SWT.
Bahkan dalam suatu hadis, menyebutkan ada seorang muslim yang telah salat selama 60 tahun selama hidupnya, akan tetapi tidak ada satu salatpun sampai ke khadirat Allah SWT.
"Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ada orang yang melaksanakan salat selama 60 tahun. Namun, Allah tidak menerima salatnya. Bisa jadi rukuknya sempurna, namun ia tidak menyempurnakan sujud, atau bisa jadi sujudnya sempurna, namun rukuknya tidak sempurna," dinilai Hasan oleh Albany.
Selain itu, dirinya menambahkan bahwa ada tiga golongan manusia yang bisa mengakibatkan tertolaknya salat di sisi Allah SWT.
Pertama, ujarnya hanya berlaku bagi para laki-laki, yakni mereka yang menjadi pemimpin, akan tetapi lelaki tersebut dibenci orang-orang yang ia pimpin.
"Perkara ini berlaku, baik dalam salat maupun di luar salat," ucapnya.
Kedua, seorang istri tidur, sedang suaminya dalam keadaan murka kepadanya.
Kemurkaan suami tersebut boleh jadi karena kurangnya perhatian dari sang istri, ataupun kelalain istri dalam urusan rumah tangga, bahkan sampai tidak berbakti pada sang suami.
"Suaminya murka, ia tidak memenuhi hak suaminya, meskipun ia rajin salat," tambahnya.
Ketiga, dua orang bersaudara yang saling bermusuhan.
Hal-hal tersebut juga dijelaskan secara gamblang oleh Rasulullah SAW dalam hadis berikut:
"Ada tiga kelompok yang salatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal dari kepalanya (tidak diterima oleh Allah SWT). Orang yang mengimami sebuah kaum, tapi kaum itu membencinya. Istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya. Dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan)," HR Ibnu Majjah. (Ree)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Redaksi |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi