JEMBER - Dugaan oknum Kiai diduga cabuli santrinya di Ponpes Al Djaliel 2 Muhammad Fahim Mawardi, diungkapkan oleh istrinya sendiri Himmatul Aliyah.
Kiai yang akrab disapai Fahim ini diduga menjadi pelaku kasus pencabulan santriwati, dan juga dituding berselingkuh dengan salah seorang ustazah di Ponpes yang berada di Dusun Krajan, Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, Jember itu.
Saat ditemui di rumah pamannya di wilayah Desa Mangaran. Himmatul Aliyah atau akrab disapa Ning Lia itu, mengungkapkan awal mula kejadian dirinya mengetahui perilaku kurang baik dari suaminya.
“Saya ketawa saat di media jika saya ditalak oleh suami saya. Suami saya memang pintar mengelak dari dulu. Untuk keburukan suami saya sudah 10 tahun lamanya, suami saya seperti apa itu saya sangat paham sekali. Kalau pun saya dituding memfitnah, saya berani ungkapkan kebenarannya,” kata Ning Lia saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Sabtu (7/1/2022).
“Korbannya itu ada 4 orang, santriwati 3 orang, dan satu guru tugas atau Ustazah. Yang tahu kunci kamar pribadi atau disebut studio podcast itu, yang tahu kuncinya (akses masuk) ada 2 santriwati,” sambungnya.
Kata Ning Lia, awal terungkap dugaan pencabulan dan perselingkuhan yang dilakukan Kiai Fahim. Berawal saat kejadian Rabu malam (4/1/2023) kemarin.
“Waktu malam itu, saya kan tidurnya di bawah (bangunan kediaman Kiai di lantai satu), kalau suami saya tidurnya kamar atas. Katanya sih itu studio, tapi memang dibuat tempat tidur sama beliau setiap harinya. Setiap waktu dan setiap kegiatan memang beliau di sana, dan jarang sekali beliau itu tidur bareng saya. Beliau itu ke kamar saya hanya ngambil baju,” ujarnya.
“Kemudian tengah malam itu saya ngerasa perasaan tidak enak, seorang istri pasti kan tajam (perasaannya) kalau ada sesuatu sama suaminya,” sambungnya.
Ketika malam sekitar pukul 12 dini hari, Ning Lia mendengar suara pintu dipukul dengan menimbulkan suara keras.
“Suaranya digedor-gedor, saya penasaran ada apa ini? Kemudian (terdenga) ada suara kaki turun dari tangga luar. Saya intip dari (dalam kamar bawah), ternyata suara tutup pintu dari kamarnya salah satu Ustazah. Saya tidak berani keluar, karena saya takut ada apa-apa,” katanya.
“Kemudian, suami saya (Kiai Fahim). Tiba-tiba masuk ke kamar ibu mertua saya. Sempat saya keluar kamar, saya menyapa, katanya ada yang mau diomongkan. Entah apa yang mau diomongkan lama, dan perasaan saya itu tidak enak kala itu,” sambungnya.
Selesai ngobrol, lanjutnya, keluar dari kamar ibu mertuanya. Ning Lia kembali bertanya kepada Kiai Fahim.
“Saya tanya (saat di luar kamarnya). Ada apa? Kok kayaknya ada masalah. Terus suami saya mengelak (enggan menjawab). tidak ada apa-apa. Kembali saya tanya apa ada hubungannya dengan saya? Karena suami dengan saya hubungannya tidak harmonis beberapa bulan yang lalu. Saya itu kalau bisa dikatakan, untuk nafkah lahir dan batin sangat kurang sekali,” ulasnya.
Saat itu, karena penasaran Ning Lia mencecar pertanyaan terus menerus ke suaminya.
“Karena memang suami saya sebelumnya ada kasus. Akhirnya saya utarakan malam itu, dimana suami bertemu dengan saya di ruang depan (pendopo). Kemudian (dilihatnya), ibu mertua saya ini mendatangi santri yang menggedor pintu itu di atas,” jelasnya.
Diketahui Ning Lia, apa yang dilakukan ibu mertuanya. Setelah sebelumnya, Fahim curhat kepda ibunya. Soal apa? Ning Lia tidak tahu pasti.
Tapi diakui Ning Lia, dirinya sebagai istri. Selalu dinilai banyak kurangnya.
“Masalah suami dan saya kompleks dari dulu. Kalaupun suami saya ingin menikah lagi. (Pernah diugkapkan kepada Ning Lia), ingin dua, tiga, empat, kalau perlu sembilan. Gitu katanya dulu. Tapi saya terserah, dan saya pasrah,” ujarnya.
“Kalau pun memang sesuatu hal terjadi di belakang saya, dan saya dizalimi oleh orang-orang yang ada di rumah saya. Saya minta sama Allah tunjukkan yang terbaik untuk saya,” sambungnya.
Keesokan paginya, lanjut Ning Lia, ada seorang santriwati menangis sesenggukan kemudian masuk ke dalam kamar ibu mertuanya.
“Saya tidak tahu ada apa, dan sebenarnya saya kan juga pengasuh pondok santriwati. Harusnya kalau ada apa-apa ke saya. Tapi ini aneh, tiba-tiba ke mertua. Yasudah saya lepaskan (persilahkan),” katanya.
Selanjutnya setelah menjemput anak saya pulang sekolah sekitar pukul 11 siang atau saat akan Salat Zuhur. Diketahui, Kiai Fahim dengan ibu mertua Ning Lia dari luar.
“Saya tanya, darimana? Dijawab oleh mertua saya dari mengantar salah satu orang santriwati sambil nangis-nangis. Katanya kangen almarhum ayahnya. Jadi diantar pulang dengan terburu-buru,” katanya.
Namun kemudian, Ning Lia mengatakan, secara tiba-tiba Kiai Fahim yang tak pernah tidur sekamar dengannya. Sang kiai ini mendadak masuk ke kamar Ning Lia, dan tidur di kamarnya.
“Kok tumben suami saya masuk ke kamar, dan tidur di kamar saya. Ketika suami saya tidur, saya penasaran, dengan kejadian semalam, dan apa yang disembunyikan suami dan ibu mertuanya,” ujarnya.
“Jadi saya naik ke lantai atas bangunan di ruangan yang disebut studio itu. Saya (bermaksud mengecek), lihat HP suami saya. Didapati ada rekaman kejadian semalam soal gedor-gedor pintu. Ternyata ada rekaman suara, yang ada suara percakapan antara suami saya dengan satu orang ustazah,” ulasnya.
“Saat mengecek kontak nomor HP. Ada nama Ustazah diberi kata dalam bahasa Arab, Zaujati (Istriku, red). Lah berarti kan ustazah ini diakui istrinya, ada apa dengan Ustazah ini,” sambungnya.
Dengan emosi, Ning Lia mendatangi kamar salah satu ustazah. Bermaksud menanyakan hubungannya dengan Kiai Fahim.
“Dijawab jujur jika pukul 12 malam itu, ustazah itu satu kamar (di ruangan yang disebut studio) dengan Fahim. Kemudian yang gedor-gedor pintu si santriwati karena cemburu. Semakin curiga, saya cek lagi HP suami saya. Ada rekaman suara ciuman, desahan, percakapan dan lain-lain. Antara santri dengan Fahim. Saya cek itu tanggal 25 November, berarti ada hubungan sudah lama. Saya pun kaget,” ujarnya.
Selain itu, kata Ning Lia, juga ada rekaman video yang diduga merekam aktifitas Kiai Fahim di dalam ruang kamar khusus di lantai dua itu.
“Untuk HP suami saya sudah diamankan, itu yang nanti juga akan saya serahkan ke polisi,” tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhamad Hatta |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi