SUARA INDONESIA JEMBER

Lagi! Kali Ini Giliran Komplek Pemakaman yang Muncul karena Kemarau

Redaksi - 22 September 2022 | 11:09 - Dibaca 1.95k kali
Peristiwa Daerah Lagi! Kali Ini Giliran Komplek Pemakaman yang Muncul karena Kemarau
Komplek Pemakaman yang muncuk karena kemarau yang menyusutkan air di Waduk Gajah Mungkar, Kabupaten Wonogiri, Jawa Barat. (Foto: Laman Direktorat Jendral Bea dan Cukai Kementerian Keuangan)
JEMBER- Perubahan iklim yang terjadi saat ini semakin terlihat dan memberikan dampak cukup serius serta mengakibatkan cuaca extrem di berbagai belahan dunia.

Salah satu imbas dari cuaca extrem tersebut ialah kemarau yang berkepanjang bahkan berimbas pada kekeringan.

Di India kekeringan itu mengakibatkan bendungan Phulwaria di distrik Nawada, Bihar menyusut hingga masjid Noori yang sudah tenggelam selama 30 tahun kembali muncul dengan arsitektur bangunan yang masih utuh.

Sama dengan India, dilansir dari laman Suara.com hal serupa rupanya juga terjadi di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Namun, berbeda dengan India yang memunculkan kembali bangunan masjid berumur 120 tahun, di Wonogiri kemarau panjang menyebakan Waduk Gajah Mungkar menyusut hingga membuat komplek pemakaman yang telah lama terkubur air di sana kembali bisa terlihat.

Kompleks pemakaman tersebut pun masih terlihat utuh dan berada pada titik yang sama seperti saat sebelum daerah itu dijadikan bendungan.

Dikutip dari laman Solopos.com Waduk Gajah Mangar sendiri mulai dibangun sejak tahun 1974 dan diresmikan pada 17 November 1981 dengan mengungsikan 67.157 jiwa yang tersebar di 51 desa di Kabupaten Wonogiri.

Mereka yang dievakuasi karena proyek waduk tersebut pun bermigrasi ke luar pulau diantaranya Sumatra Barat, Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkelu. 

Bentuk penghormatan atas kebesaran hati mereka meninggalkan kampung halaman pun ditandai dengan dibangunnya sebuah monumen Patung Bedul Desa.

Waduk seluas 8.800 hektare dengan panjang 1452 meter dan tinggi 42 meter tersebut dapat menampung 730 juta meter kubik air dan mampu mengairi persawahan warga seluas 23.600 hektare yang tersebar di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen.

Terletak tidak jauh dari pegunungan Gajah Mungkar, bendungan besar itu pun menjadi bagian hulu dari salah satu sungai utama di Pulau Jawa, Bengawan Solo. (Ree) 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya