SUARA INDONESIA JEMBER

Berkah Idul Adha, Orderan Tusuk Sate di Jember Naik Hingga 70 Persen

Wildan Mukhlishah Sy - 09 July 2022 | 15:07 - Dibaca 2.46k kali
Peristiwa Daerah Berkah Idul Adha, Orderan Tusuk Sate di Jember Naik Hingga 70 Persen
Pengerjain tusuk sate yang ada di Desa Curahlele, Kecamatan Balung. Foto: Wildan/suaraindonesia.co.id

JEMBER- Idul Adha 1443 H, kembali membawa berkah tersendiri untuk ummat muslim di seluruh Indonesia, salah satunya bagi pengerajin dan pengusaha tusuk sate yang ada di Desa Curahlele, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember.

Pasalnya menjelang perayaan Idul Kurban tersebut, pesanan tusuk sate dari pelanggan mengalami peningkatan yang sangat drastis, bahkan hingga menyentuh angka 70 persen.

Salah seorang Owner Tusuk Sate Guntur Rahmatullah mengungkapkan, peningkatan tersebut merupakan berkah tersendiri bagi usahanya, setelah selama dua tahun terakhir terdapat pembatasan mobilitas yang disebabkan oleh pandemi Covid-19

"Kalau tahun-tahun sebelumnya kan ada pandemi, tapi untuk tahun sekarang ada peningkatan bahkan sampai 70 persen," ungkapnya, saat dihubungi oleh suaraindonesia.co.id, Jumat (8/7/2022).

Dirinya menilai, stok daging kurban yang menurun akibat adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang juga terjadi di Kabupaten Jember, sama sekali tidak mempengaruhi meningkatnya orderan tusuk sate dari pelanggan.

Menurutnya, hal itu dikarenakan, fungsi dari alat yang berbahan dasar bambu tersebut tidak hanya dipergunakan untuk menusuk daging sapi atau kambing, namun juga daging ayam, ikan, serta sejumlah olahan makanan lainnya saat Idul Adha.

"Tidak hanya dipakai untuk daging sapi atau kambing saja, tapi ayam, ikan, telur gulung dan beberapa makanan lainnya. Jadi adanya PMK memang tidak memberikan dampak yang besar bagi pengerajin tusuk sate," lanjutnya.

Pria yang akrab disapa Kak Guntur tersebut mengaku, meski jumlah pesanan meningkat, namun sejauh ini pihaknya masih mampu untuk memenuhi permintaan pasar.

Salah satu siasat yang digunakan, kata Guntur adalah dari total keseluruhan jumlah tanaman bambu yang dimiliki, tidak serta merta ditebang secara bersamaan untuk dijadikan bahan dasar produksi, namun penebangan dilakukan dengan bergantian.

Langkah tersebut dilakukan agar nantinya, jika sampai pada titik terakhir, bambu yang telah ditebang sebelumnya telah kembali tumbuh dan dapat digunakan oleh pengerajin.

"Kalau seperti itu, stok kita akan tetap aman. Karena bahan dasarnya ada terus," tandasnya.

Lebih lanjut, dirinya juga memastikan kualitas tusuk sate yang dipasarkan, memiliki kualitas yang baik dan tidak mudah berjamur, karena telah melalui proses pengeringan yang cukup.

"Jadi tidak mudah berjamur, aman," tandasnya.




» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya