JEMBER - Salah seorang alumni Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-bata, Pamekasan Madura, khawatirkan peran Muhammad Balya Firjaun Barlaman atau Gus Firjaun sebagai wakil bupati.
Bukan tanpa alasan, tokoh muda yang memiliki ratusan santri ini mengaku jarang melihat wakil bupati muncul di ruang publik.
"Gus Firjaun adalah presentasi pesantren dan santri. Ketika kami dapati jarang terlihat, ini membuat kami khawatir," ungkapnya, Sabtu (19/02/2022) di kediamannya.
Menurut dia, suksesnya H.Hendy-Gus Firjaun meraih kursi harus diakui karena peran pesantren.
"Ketika wakil kami yang kami harapkan bisa menjadi jembatan penyambung kepada dunia pesantren, perannya tidak terlihat, ini patut kami pertanyakan," sanggahnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 03, Desa Suren, Kecamatan Ledokombo ini curiga, peran Gus Firjaun jarang dimunculkan diruang publik karena terkesan diskenario.
"Kami hanya curiga lho ya. Karena selama H.Hendy - Gus Firjaun jadi, masih belum ingat rasanya kami diajak bicara bagaimana membangun Jember," ujarnya.
Kendati begitu, pihaknya tetap optimis, janji program kampanye yang digaungkan akan sesuai harapan.
"Tapi masak ia, ini sudah hampir separuh perjalanan. Yang sering kami baca di media, lebih banyak terkait pembangunan proyek dan program. Untuk pesantren kapan," herannya.
Sementara Gus Firjaun sendiri, saat dikonfirmasi Suaraindonesia.co.id lewat pesan singkatnya mengaku baik-baik saja tidak ada kendala yang berarti.
"Tenang saja, gak perlu dikhawatirkan saya. Yang penting saya tetap menjalankan tugas sesuai undang-undang," sebutnya.
Hanya saja, kata Gus Firjaun, ketika dirinya turun mengadakan kegiatan sering tidak dipulikasikan.
"Tidak dipublish. Memang tidak ada yang mendampingi dari Kominfo," jawabnya lewat pesan singkat.
Meski demikian, saat ditanya wartawan komunikasi dirinya dengan Bupati H.Hendy diakuinya tetap baik.
"Kalau bupati pribadi, saya chusnudhdhon insyaAllaah tetap kompak," tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : M Ainul Yaqin |
Komentar & Reaksi