JEMBER- Air sungai yang ada di Gunung Pasang, Kecamatan Panti meluap hingga ke jembatan yang ada di Wisata Boma. Hal tersebut diduga karena tersumbatnya aliran air di sekitar sungai, saat intensitas hujan cukup deras.
Salah seorang warga setempat Hadi menuturkan, terdapat sekitar sebelas saluran air yang tersumbat di bawah jembatan.
Menurutnya, jika salah satu diantara aliran air tersebut terbuka maka, tidak akan menyebabkan debit air naik hingga ke jembatan.
“Iya itu kan memang ditutup, dibuat kaya bendungan kan. Nah waktu hujan deras, salurannya lupa dibuka, akhirnya naik airnya,” tuturnya, Sabtu (22/1/2022).
Dirinya menjelaskan, beberapa bagian dari tepi jembatan yang berada di agrowisata tersebut hancur, akibat diterjang oleh banjir yang membawa sejumlah material berupa batu berukuran besar di sekitarnya.
“Lumayan deras ya untuk banjirnya itu, terus kan juga ada batu-batu besar di sini, jadi sebagian tepi jembatan rusak parah,” imbuhnya.
Sementara itu, Anggota Desa Tanggap Bencana (Destana) Desa Suci Usman Pamungkas menjelaskan, paska kejadian tersebut sejumlah relawan, BPBD dan warga setempat telah bekerjasama untuk membuka saluran yang tertutup, dengan cara menariknya mengunakan tali tambang.
“Kami sudah mencoba bersama kawan-kawan yang lain untuk menariknya, tapi belum bisa dibuka ini,” lanjutnya.
Usman mengungkapkan, pihaknya membutuhkan alat berat agar bisa membuka saluran tersebut. Karena setelah dicoba dengan berbagai cara menggunakan tenaga manusia, tidak menemui hasil sama sekali.
“Iya sepertinya memang butu alat berat, karena sudah kami coba pakai tenaga manusia, ternyata tidak bisa. sudah berkali-kali ini kami usahakan,” tandasnya.
Seperti diketahui, sejumlah lokasi di Kabupaten Jember masih menjadi korban bencana banjir hingga Jum’at (21/1/2022), atas hal tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember mengambil langkah untuk melakukan pemetaan saluran debit air yang terdapat di kaki gunung Argopuro.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi