JEMBER - Konflik kesalah pahaman dua perguruan silat di Kabupaten Jember antara Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Pagar Nusa ternyata tidaklah seperti yang dibayangkan.
Di Kecamatan Sukowono contohnya. Dua perguruan ini justru sangat akur dan saling membantu. Bahkan, sesekali pengurus inti di tingkat ranting saling silaturrohim, mempererat tali persaudaraan.
"Kami di Sukowono damai-damai saja. Kami kalau ada waktu, sering sharing dan silaturrohim," ungkap Mualim, Ketua Ranting Sukowono, Selasa (20/04/2021) lewat sambungan selulernya.
Terkait kejadian di Bangsalsari, Mualim dan Ketua Pagar Nusa Sukowono mengaku sudah komitmen tidak akan terlibat datang ke Bangsalsari.
"Kami sengaja tidak melibatkan diri. Urusan Bangsalsari, sudah ada pihak kepolisian yang menangani, " sebutnya.
Bahkan kata Mualim, ada pesantren ternama Sukowono latihan satu tempat.
"Kami saling menghargai perbedaan. Di Sumberwringin malah satu tempat. Tetap akur, bahkan habis latihan makan bareng," bebernya.
Pria lulusan sarjana pendidikan salah satu kampus ternama ini memastikan, untuk Kecamatan Sukowono sangat aman dan terkendali.
"Kami sudah terbiasa hidup dalam kebersamaan dan perbedaan. Jika ada kesalah pahaman, pasti kita koordinasi dan musyawarah," akui dia.
"Ini baru datang menjenguk Ketua PAC Pagar Nusa. Beliau sakit ada di Rumah Sakit Sukowono," imbuhnya.
Sebelumnya Ketua Cabang Pagar Nusa Kabupaten Jember Fathor Rozi menyebut, kalau tokoh PSHT banyak berlatar belakang satri NU.
"PSHT Jember diakui atau tidak, hampir 90% tokohnya banyak dari Nahdlatul Ulama (NU). H.Jono juga mengakui itu," tegas H.Rosi menjelaskan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : M Ainul Yaqin |
Komentar & Reaksi