SUARA INDONESIA JEMBER

Pengakuan Mengejutkan Wakil Bupati Jember, Terkait Dugaan 'Pelecehan' oleh Pejabat

Aris Danu - 18 December 2020 | 12:12 - Dibaca 5.21k kali
Peristiwa Daerah Pengakuan Mengejutkan Wakil Bupati Jember, Terkait Dugaan 'Pelecehan' oleh Pejabat
Wakil Bupati Jember Drs. KH. Muqit Arief, saat diwawancarai Suaraindonesia.co.id, Jumat (18/12/2020)

JEMBER - Pasca puluhan massa mendatangi Pemkab Jember pada Kamis (17/12) 2020) kemarin untuk meminta klarifikasi terkait adanya pejabat ASN yang diduga 'melecehkan' akhirnya Wakil Bupati Jember Drs. KH. Muqit Arief angkat bicara. 

Menurutnya, pejabat yang juga pengasuh Ponpes Al Falah Silo ini menjelaskan kronologi yang sebenarnya saat dirinya menjadi 'terperiksa' di Kejaksaan Negeri Jember pada Selasa (15/12/2020) lalu.

Menurut Kyai Muqit, dirinya berada di kejaksaan pada selasa sore itu benar adanya, bahkan dirinya datang lebih dulu dari Bupati Jember yang mengajaknya konsultasi di Kejaksaan. 

Namun, dirinya kaget saat Bupati tiba di Kejaksaan tidak sendirian, melainkan rombongan bersama dengan beberapa ASN.

"Saat itu saya sempat terkejut saat ibu Bupati tiba di Kejaksaan, bukan karena apa. Tapi, beliau datang bersama dengan Yessy, Laksmi, Yuliana dan Deni serta satu orang saya baru tau namanya kalau gak salah Yusuf," ujar Wakil Bupati Jember Drs. KH. Muqit Arief, Jumat (18/12/2020).

Wabup juga membenarkan, jika selama di Kejaksaan dirinya merasa seperti 'diadili', hal ini tidak lepas dari beberapa hal yang dilakukannya semasa menjabat sebagai Plt. Bupati Jember. 

"Ya soal itu memang saya merasa sangat tertekan dan stress, dimana beberapa kebijakan yang saya lakukan sewaktu menjadi Plt. Bupati Jember dianggap keliru. Disitu ada Kasidatun, dan menjelaskan beberapa hal yang memang berpotensi pidana, ada 16 yang saya catat terkait kebijakan yang katanya berpotensi pidana," beber Kyai Muqit. 

Kyai Muqit juga menjelaskan, bahwa dalam pertemuan di Kejaksaan juga tidak benar jika ada ASN yang menuding -nuding dirinya dengan tangan kiri, begitu juga dengan sosok Fauzi yang disebut sebut ikut hadir pada pertemuan tersebut. 

"Kalau Fauzi memang tidak ikut dalam pertemuan tersebut, yang ada Yessy, Laksmi, Deni dan Yuliana, memang yang paling banyak berkomentar dari ASN adalah Yessy, namun tidak disertai dengan menuding menggunakan tangan kiri, hanya sambil tertawa dan disini saya yang orang kampung merasa terenyuh, karena tidak ada etika," ujar Kyai Muqit menambahkan. 

Sedangkan 3 ASN lainnya, kata Kyai Muqit  hanya menjawab iya saja, dan ada beberapa pertanyaan yang menjadi topik 'konsultasi' di Kantor Kejaksaan.

"Yang lain hanya menjawab iya saja, tidak banyak bicara, kalau yang namanya yusuf hanya mencatat di komputer saja," pungkas Kyai Muqit. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Aris Danu
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya