SUARA INDONESIA, JEMBER- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jember kembali kampanyekan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16HAKTP) dengan memberikan edukasi mengenai pentingnya ramah gender sejak meja redaksi.
Hal tersebut, bertujuan agar para pelaku ilustrasi, khususnya pada dunia jurnalistik, bukan hanya memberikan gambaran yang informatif, namun pula humanis dan suportif terhadap korban kekerasan seksual.
"Jadi yang perlu diperhatikan bukan hanya tulisan yang ramah gender. Tetapi juga dari gambar ilustrasi yang ditampilkan oleh media," terang Koordinator Divisi Gender, Anak dan Kelompok Marginal AJI Jember, Mega Silvia kepada suaraindonesia.co.id, pada Selasa (10/12/2024).
Mega mengatakan, penting untuk memperhatikan ilustrasi yang ramah gender atas kekerasan seksual oleh media massa. Sebab jika hal tersebut diacuhkan oleh pelaku jurnalistik, maka berkemungkinan untuk menimbulkan trauma terhadap korban.
"Itu yang sering dieksploitasi. Contohnya seperti ilustrasi korban yang terpojokkan. Menutup muka. Kemudian pakaian compang-camping atau terbuka. Itu malah menimbulkan stigma," ucapnya.
Seharusnya, kata Mega, yang perlu ditekankan oleh media selaku penyampai informasi, adalah bentuk dukungan bahwa korban kekerasan bisa berdaya dan melawan. "Maka kita dukung bersama perlawanan si korban," tambahnya.
Selain, itu ia menjelaskan bahwa AJI Jember juga menghadirkan salah seorang seniman untuk membuat ilustrasi tentang perempuan yang ramah gender. "Beliau memberikan kita perspektif baru, melalui sketsa yang digambar. Bahwa perempuan itu berdaya," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Fathur Rozi (Magang) |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi