SUARA INDONESIA JEMBER

Perjuangan Suyono, 30 Tahun Kayuh Becak Demi Beri Pendidikan Terbaik Untuk Anak

Wildan Mukhlishah Sy - 12 July 2022 | 17:07 - Dibaca 1.15k kali
Features Perjuangan Suyono, 30 Tahun Kayuh Becak Demi Beri Pendidikan Terbaik Untuk Anak
Suyono, tukan becak di Kabupaten jember yang rela 30 tahun mengayuh becaknya demi memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya. Foto: suaraindonesia.co.id

JEMBER- Sudah menjadi rahasia umum, bahwa setiap orang tua di seluruh dunia, tentu akan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Kebahagian anak, seolah menjadi prioritas utama dalam kehidupan mereka, maka tak heran jika orang tua akan selalu siap untuk bekerja keras dan membanting tulang sekalipun.

Seperti yang dilakukan oleh Suyono, salah seorang warga asal Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember yang berprofesi sebagai tukang becak selama lebih dari 30 tahun.

Hal tersebut dijalaninya, demi mencukupi kebutuhan dan menghidupi keluarga yang sangat dicintai.

Seperti tak pernah putus asa, setiap harinya pria berusia 60 tahun tersebut rela menempuh jarak kurang lebih satu jam tiga puluh menit, dengan mengayuh becak tuanya dan menembus dinginnya suhu di pagi hari, untuk mencari penumpang.

Tanpa memperdulikan teriknya sinar matahari di siang hari, dirinya kemudian menyusuri setiap sudut yang ada di kota Jember menggunakan angkutan tuanya tersebut, untuk megantarkan para penumpang ke lokasi yang dituju.

Bukan semata ingin mencukupi kebutuhan keluarganya, namun hal tersebut dilakukan Suyono untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya.

Baginya profesi yang dijalankan saat ini, tidak boleh menjadi hambatan bagi anaknya untuk terus menempuh jenjang pendidikan yang layak dan tinggi.

“Ya buat kebutuhan sehari-hari dan buat sekolahin anak saya juga. Saya pingin anak-anak itu sekolahnya tetap baik, meskipun bapaknya tukang becak,” ungkapnya, saat ditemui oleh suaraindonesia.co.id, Selasa (12/7/2022).

Sebelumnya, Suyono sempat bekerja sebagai tukang bangunan di daerah Kecamatan Mayang, namun rupanya penghasilan yang didapatkan belum mampu untuk menutupi kebutuhan keluarganya, terlebih biaya sekolah anaknya.

Meskipun harus berusaha tetap tegar di tengah maraknya aplikasi online yang membuat peminat becak menjadi menurun, namun hal tersebut belum pernah sekalipun menyurutkan tekad api pada diri Suyono, dalam mencari rezeki demi meraih mimpi besar yang dimiliki.

Keinginanya tersebut, menjadi salah satu sumber semangat baginya untuk terus bekerja walaupun pendapatan yang diterima tidak seberapa besar.

Bahkan, dirinya pernah harus menelan pahitnya kecewa, karena terpaksa pulang tanpa membawa uang sepeserpun, meski telah seharian mangkal.

“Saya pernah kok, selama seharian itu malah tidak dapat sama sekali. Sekarang peminat becak itu sudah menurun mbak,” lanjut Suyono.

Namun, bapak tiga anak tersebut selalu yakin bahwa, berbagai hal yang terjadi dan dialami oleh manusia merupakan takdir Allah, yang harus dijalani dengan lapang dada dan ikhlas.

Untuk itu, dirinya tak pernah mempermasalahkan sepinya penumpang atau kecilnya pendapatan selama ini, karena baginya, akan selalu ada hikmah yang ditipkan di balik setiap pengalaman hidup.

“Harus sabar dan ikhlas, rezeki sudah ada yang atur. Yang penting dicarinya dengan cara yang halal,” katanya.

Suyono mengaku sangat bersyukur atas hidup yang dijalani saat ini, meskipun tanpa pangkat apapun, namun baginya menjadi orang tua dan memberikan kebahagian anaknya, menjadi amanah paling mulia yang sedang dijalankannya.

Dirinya berharap, kedepannya tetap diberikan kekuatan untuk terus mendukung cita-cita anaknya dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

“Bagi saya keluarga itu adalah segalanya. Ketika anak saya nanti bisa meraih cita-cita yang mereka miliki tentu saya akan sangat bangga sekali. Saya akan terus mengusahakan semua itu,” tandasnya.


» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya