SUARA INDONESIA JEMBER

FGD Kementerian PPPA di Jember: Tumbuhkan Kepedulian terhadap Perempuan Pekerja Migran dan Keluarga

Tamara F - 14 August 2024 | 03:08 - Dibaca 1.33k kali
Advertorial FGD Kementerian PPPA di Jember: Tumbuhkan Kepedulian terhadap Perempuan Pekerja Migran dan Keluarga
Closing statement oleh Direktur Tanoker Ledokombo Farha Ciciek pada acara FGD tentang pekerja migran di aula DP3AKB Jember, Selasa (13/8/2024). (Foto: Fathur Rozi untuk Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, JEMBER - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia (RI), mengadakan kegiatan yang berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Jember dan Tanoker Ledokombo.

Mereka menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema "Refleksi Peran dan Capaian Pelaksanaan Kebijakan Bina Keluarga Pekerja Migran Indonesia (BKPMI) di Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur". Agenda itu bertempat di aula DP3AKB Jember, Selasa (13/8/2024).

Selain untuk melihat apa yang telah dilakukan oleh masyarakat desa, kegiatan ini juga untuk mengevaluasi keterlibatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan lembaga masyarakat. Juga sebagai sarana refleksi agar semua pihak lebih peduli terhadap para pekerja migran, yang kebanyakan adalah perempuan.

"Sebab, jika ditelisik, perempuan yang bekerja di luar negeri akan meninggalkan anaknya, sehingga pola pengasuhan anak akan berpindah pada suami ataupun orang tua pekerja migran," terang Poerwahjoedi, Sekretaris DP3AKB Jember, ketika ditemui di kantor dinasnya.

Sehingga, kata dia, hal tersebut memerlukan perhatian, seperti memberi edukasi kepala keluarga terkait dalam memberikan pola asuh. "Karena hal itu penting," tambahnya.

Diharapkan dari hasil kegiatan, dapat menjadi sebuah dokumen yang bisa dijadikan bahan dalam menentukan arah kebijakan di Kabupaten Jember. "Baik OPD, kecamatan maupun tingkat desa," ucapnya.

Sementara Direktur Tanoker Ledokombo, Farha Ciciek, juga memberikan penjelasan, bahwa kegiatan tersebut adalah langkah awal untuk menyadari dan mengaca diri, sejauh mana pihak pemerintah dan masyarakat melindungi anak pekerja migran, serta sejauh mana mereka mendapatkan hak-haknya.

Pada kegiatan tersebut, juga terdapat empat desa yang menjadi contoh dalam memperhatikan anak pekerja migran. Karena mereka perlu diprioritaskan dalam proses pembangunan.

"Desa tersebut adalah Sumberlesung dan Sumbersalak di Kecamatan Ledokombo. Selanjutnya Desa Harjomulyo dan Karangharjo di Kecamatan silo," pungkasnya. (ADV)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Tamara F
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya