SUARA INDONESIA JEMBER

Tekan Dampak Ganas PMK, Pemkab Jember Akan Tutup Pasar Hewan

Wildan Mukhlishah Sy - 19 July 2022 | 13:07 - Dibaca 1.80k kali
Peristiwa Daerah Tekan Dampak Ganas PMK, Pemkab Jember Akan Tutup Pasar Hewan
Bupati Jember Hendy Siswanto, saat diwawancari oleh media setelah Rapat paripurna, Senin (18/7/2022). Foto: Suaraindonesia.co.id

JEMBER- Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Jember, semakin menunjukkan kegansannya. Tercatat sekitar puluhan sapi miliki peternak yang telah menjadi korban virus tersebut setiap harinya.

Atas hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember berencana untuk melakukan penutupan sementara seluruh pasar hewan di Jember dalam waktu dekat, guna menghindari adanya penyebaran virus PMK kepada hewan yang masih sehat.

Bupati Jember Hendy Siswanto menjelaskan, hingga saat ini Pemkab Jember melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) terus melakukan berbagai upaya dalam ranga menekan kasus PMK, mulai pemeriksaan hewan ternak, pemberian vaksinasi hingga sinergi bersama sejumlah instansi.

“Insyallah kita agendakan bulan ini, karena sebenarnya sudah mau ditutup sebelum Idul Adha kemarin,” ungkapnya, usai mengikuti Rapat Paripurna bersama DPRD Jember, Senin (18/7/2022).

Hendy menjelaskan, keterbatasan tenaga kesehatan untuk melakukan vaksinasi kepada hewan ternak membuat pihaknya mengambil langkah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang tata cara pengobatan hewan ternak yang terdampak PMK secara mandiri.

“Sekarang kami sedang mengajarkan bagaimana agar orang-orang bisa melakukan pengobatan sendiri,” lanjutnya.

Pemkab Jember rencananya juga akan menggelar vaksinasi PMK massal pada bulan Agustus mendatang. Untuk itu, pihaknya akan mengerahkan para relawan untuk bersama-sama membantu pemerintah dalam menangani kasus tersebut.

“Kita terjunkan relawan, kita ada 70 relawan di luar dari DKPP,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD Jember Nyoman Ariwibowo menyampaikan pemerintah harus memberikan bantuan sosial melalui Biaya Tidak Terduga (BTT), karena selama ini peternak telah melakukan pengobatan dengan biaya sendiri dalam jangka waktu yang panjang.

“Selama ini mereka sudah mengeluarkan biaya sendiri untuk pengobatan ternak dalam jangka waktu yang panjang. Jadi tolong untuk BTT itu selain kecepatan juga disertai dana bantuan tunai,” paparnya.


» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya