JEMBER- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember, berencana melakukan start up produksi pupuk kompos, dengan memanfaatkan sampah organik dari limbah rumah tangga dan restoran.
Dalam program yang dicanangkan tersebut, pihaknya berencana menggandeng sejumlah civitas akademik dari berbagai universitas di Jember.
Untuk mahasiswa yang terlibat, juga berasal dari berbagai jurusan, seperti Pertanian, Perencanan Wilayah dan Kota, serta Teknik Lingkungan .
Kasi Pengelolaan Sampah DLH Jember Nurul Hidayat menilai, mengubah sampah organik sebagai kompos, memiliki peluang yang lebih besar untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Saya rasa ini lebih sustain ya, karena banyak sekali orang yang butuh kompos," tuturya, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (20/4/2022).
Selain itu, dirinya menyatakan kebutuhan pupuk organik di Kabupaten Jember terbilang cukup tinggi, hal itu diduga karena harga pupuk kimia yang melambung dan membuat para petani kesulitan.
"Banyak sekali yang butuh pupuk kompos, saya yakin. Apalagi, dengan harga pupuk non organik yang melambung ya," ucapnya.
Pria yang akrab disapa Cak Oyong tersebut meyebut, rumah tangga yang menjadi target adalah yang telah teredukasi dan memiliki kesadaran diri terkait pemilahan dan pengelolaan sampah.
"Mereka punya kesadaran diri untuk memilah sampahnya, tapi bingung setelah dipilah harus diapakan," sebutnya.
Sementara untuk sasaran selanjutnya, yakni usaha rumah makan.
Secara sistem, dirinya memaparkan akan ada dua unit usaha. Diantaranya pengangkutan sampah secara terpilah dan pengolaham kompos.
Cak Oyong mengakui, sejauh ini DLH Jember masih belum melakukan pengangkutan sampah rumah tangga secara terpilah.
"Kalau tidak terpilah ini nanti butuh cos yang lebih tinggi, makanya nanti kita minta mahasiswa untuk melakukan pengangkutan sampah secara terpilah," imbuhya.
Dirinya berharap, dengan adanya program tersebut, mampu memaksimalkan pemanfaatan sampah organik, khususnya di wilayah perkotaan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi