SUARA INDONESIA JEMBER

Pemprov Jatim Menduga Missing Link Jadi Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng

Wildan Mukhlishah Sy - 15 February 2022 | 13:02 - Dibaca 1.19k kali
Peristiwa Daerah Pemprov Jatim Menduga Missing Link Jadi Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat diwancara oleh media di Bakorwil, Senin (14/2/2022). Foto: Wildan/suaraindonesia.co.id

JEMBER- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, menyoroti kelangkaan minyak goreng yang terjadi di masyarakat, terutama pada retail-retail moderen.

Padahal, menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa jumlah produksi minyak goreng mencapai 63 ribu ton setiap bulan, sementara kebutuhan masyarakat yakni 59 ton.

"Kita ini surplus empat ribu ton per bulan, tetapi kita melihat banyak sekali kekosongan minyak goreng di retail-retail modern atau minimarket," katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Jember, Senin (14/2/2022).

Khofifah menyatakan, pihaknya bersama Pangdam dan Kapolda sudah melakukan inspeksi ke sejumlah pabrik produsen minyak goreng.

Dari kegitan tersebut, ditemukan fakta, bahwa jumlah produksi minyak goreng tidak mengalami penurunan sama sekali.

Gubernur menilai, kelangkaan minyak goreng saat ini disebabkan karena adanya missing link dari produsen sampai ke konsumen akhir.

"Pabriknya tidak mengurangi produksi, tapi di pasar langka. Jadi ada rantai yang terputus di antara pabrik dan konsumen terakhir, ada yang missing link disini," ucapnya.

Pemprov mengajak seluruh satgas pangan di seluruh lini, untuk melaksanakan pengechekan pada distributor-distributor yang ada. Untuk mengetahui jumlah suplay minyak yang diberikan oleh pabrik.

"Karena yang hypermarket dan minimarket banyak yang kosong. Katanya PO yang mereka ajukan tidak semua dapat terpenuhi," lanjutnya.

Hal tersebut juga telah dikomunikasikan dengan pihak Mentri Perdagangan (Mendag), yang kemudian merencanakan persiapan stok minyak goreng curah di pasar tradisional.

"Pak Mendag berjanji satu minggu dari Selasa lalu, di pasar tradisional itu paling tidak sudah siap untuk minyak curah," ungkapnya.

Untuk itu, ketika melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Jatim, pihaknya selalu melakukan penjualan minyak goreng dengan harga yang disubsidi oleh BUMD Jatim.

"Makanya secara parsial, asal saya kunjungan ke suatu daerah, kami menjual minyak goreng yang harganya sudah disubsidi oleh BUMD, jadi dua liternya itu Rp.25.000," tandasnya.



» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya