JEMBER- Lembaga Seni Budaya Muslimin (Lesbumi) PCNU Jember turut terpanggil untuk menyalurkan bantuan kepada korban yang terdampak banjir.
Lembaga yang bergerak di bidang seni dan budaya ini memberikan 200 paket sembako. Paket tersebut diserahkan di posko tanggap darurat dan bencana alam PCNU Jember.
Ketua Lesbumi Jember Siswanto, S.Pd, M.A., mengatakan bahwa kebudayaan dan kemanusiaan melekat erat dan tidak dapat dipisahkan. Bahkan menurutnya, puncak tertinggi kebudayaan adalah kemanusiaan.
"Sudah selayaknya kami (Lesbumi) juga merasa terpanggil, karena Lesbumi merupakan bagian dari mereka," ungkapnya. Rabu (20/1/2021)
Sementara itu Sekjen Lesbumi Muhammad Lefand, mengungkapkan bahwa donasi kebudayaan Lesbumi NU Jember merupakan hasil dari para donatur lintas agama dan kota di Jawa Timur.
"Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para donatur, baik dari Lumajang, Bali, Bondowoso dan khususnya Komunitas Penulis PBSI FKIP UNEJ. Dukungan dan bantuan ini pasti sangat bermanfaat bagi masyarakat yang terdampak banjir," ungkapnya.
Dari informasi yang didapatkan paket sembako diterima langsung oleh Lukman Hakim, sebagai salah satu tim pasukan khusus Banser Jember.
"Terimaksih atas donasi yang telah diberikan. Bagi saya Lesbumi Jember merupakan lembaga kedua di bawah naungan pengurus NU yang hadir memberikan bantuan terhadap korban bencana alam," tuturnya.
Selain itu, Lukman juga menjelaskan secara singkat bahwa penyebab banjir karena meningkatnya intensitas curah hujan yang mengguyur Kabupaten Jember dalam beberapa hari terakhir membuat beberapa daerah terdampak banjir, khususnya daerah Wonoasri Tempurejo.
“Debit air yang melimpah tak dapat dielakkan dan masuk ke pemukiman warga. Dampak banjir yang terparah terjadi di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo. Akan tetapi, hari ini cuaca cerah berawan, air yang menggenangi rumah warga mulai berkurang. Hal tersebut dikarenakan intensitas curah hujan mulai menurun dalam dua hari terakhir. Namun, perlu adanya regulasi khusus untuk menangani bencana banjir dan dampaknya, khususnya stabilitas ekonomi warga petani ” pungkasnya.
Hal tersebut diperkuat keterangan warga sekitar, bahwa banjir terjadi akibat normalisasi sungai yang tidak stabil.
Diketahui terdapat sejumlah bendungan yang mengaliri beberapa anak sungai tersumbat reranting kayu akibat penebangan pohon dan alih fungsi lahan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : |
Editor | : |
Komentar & Reaksi