SUARA INDONESIA JEMBER

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaannya

Tamara Festiyanti - 19 September 2024 | 07:09 - Dibaca 2.24k kali
Pendidikan Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaannya
Foto: Maulid Nabi Muhammad Saw/(Pixabay)

SUARA INDONESIA - Maulid Nabi Muhammad SAW adalah hari yang diperingati untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad, tokoh besar dalam sejarah Islam. Tanggal perayaan Maulid Nabi di sebagian besar negara-negara Islam jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah. Maulid Nabi bukan hanya diperingati sebagai perayaan kelahiran, tetapi juga sebagai momen untuk mengenang keteladanan dan ajaran-ajaran beliau yang mulia.

Sejarah Maulid Nabi

Perayaan Maulid Nabi dimulai pada abad ke-12 di Mesir oleh Dinasti Fatimiyah yang saat itu berkuasa. Tujuannya adalah untuk memperkuat hubungan spiritual umat Muslim dengan Nabi Muhammad. Namun, perayaan ini baru menyebar luas di seluruh dunia Islam pada abad-abad berikutnya. Meskipun pada awalnya terjadi perdebatan mengenai boleh atau tidaknya merayakan Maulid, saat ini, perayaan ini diterima oleh banyak kalangan sebagai bentuk penghormatan terhadap Nabi.

Makna dan Signifikansi Maulid Nabi

Bagi umat Islam, Maulid Nabi Muhammad menjadi momen refleksi untuk meneladani kehidupan dan akhlak mulia Rasulullah. Nabi Muhammad bukan hanya sebagai pembawa risalah Allah, tetapi juga sebagai panutan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keadilan, kebijaksanaan, hingga cinta kasih terhadap sesama manusia. Banyak umat Islam memperingati Maulid dengan berbagai kegiatan seperti pengajian, pembacaan shalawat, ceramah agama, dan memperbanyak ibadah sunnah.

Tradisi dan Cara Merayakan Maulid

Setiap negara memiliki cara yang unik dalam merayakan Maulid Nabi. Di Indonesia, perayaan Maulid sering dirayakan dengan menggelar acara besar-besaran di masjid atau rumah. Kegiatan yang biasa dilakukan termasuk pembacaan syair pujian kepada Nabi Muhammad (shalawat), tahlil, serta pengajian. Di beberapa daerah, seperti Banten dan Aceh, perayaan Maulid dirayakan dengan tradisi lokal yang kental, seperti tabuhan rebana dan pesta makanan.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Tamara Festiyanti
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya