JEMBER-Semua yang terjadi di dunia ini adalah ketentuan dari Allah SWT yang telah tertulis di Lauhul Mahfuz jauh sebelum adanya kehidupan di dunia ini.
Dalam hadis Rasulullah SAW telah menjelaskan bahwa makhluk pertama yang Allah ciptakan adalah Al-Qalam (pena Allah), dan Dia memerintahkan Qalam tersebut untuk menuliskan seluruh kejadian di dunia, dari awal hingga akhir.
"Sesungguhnya yang paling pertama Allah telah ciptakan adalah Al-Qalam, maka Allah berfirman kepadanya, "Tulislah", Al-Qalam berkata "Ya Rabb apa yang akan hamba tulis?," Allah berfirman; "Tulislah takdir-takdir segala sesuatu sampai hari kiamat," HR Abu Dawud dan Tirmizi.
Oleh karena itu, Buya Yahya dalam ceramahnya mengatakan, yang mengetahui Qalam Allah hanya Dia, begitu pula dengan keberadaan Lauhul Mahfuz.
Allah mengatur segala aspek kehidupan makhluk-Nya, seperti rejeki, jodoh, maut, bencana, musibah, saat ini maupun beberapa waktu ke depan.
"Yang tahu pena Allah hanya Allah, yang tahy lauhul mahfuz hanya Allah. Kita jangan ikut-ikut. Dan itu sudah ditulis rentetan anda semua ini. Yang akan terjadi semenit ke depan Allah sudah tahu, jangankan semenit, 200 tahun yang akan datang urusan anak cucu anda Allah audah tahu," ujarnya dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV.
Maka sebagai seorang hamba yang telah diciptakan dan ditentukan garis hidupnya, haruslah yakin dengan apa-apa yang telah Allah perintahkan, karena Dia lah Dzat yang Maha Mengetahui.
Sebaliknya, semua makhluk tidak ada yang mengetahui takdirnya sendiri. Akan tetapi Allah membekalinya dengan akal untuk berpikir dan syariat sebagai buku petunjuknya. Agar manusia berada di jalan yang benar dunia dan akhirat.
"Karena kita nggak tahu apa yang terjadi esok hari, maka ikutilah Dzat yang Maha Mengetahui esok hari. Allah memberikan akal, gunakan akalmu untuk patuh pada syariat. Kalau sudah kita menggunakan akal dan patuh pada syariat, maka kita akan berada dalam shirath, jalan yang benar," tambahnya.
Namun, sayangnya kebanyakan manusia merasa menjadi Tuhan yang mengetahui segalanya, hingga ia berusaha tanpa melibatkan Allah dalam setiap usahanya. Lalu melupakan syariat yang telah Allah turunkan melalui kekasih-Nya Rasulullah SAW.
"Jadi, urusan lauhul mahfuz urusan Allah, bukan urusan kita, kita hanya menjalani, dengan apa? Dengan akal yang Allah berikan kepada kita sesuai petunjuk syariat yang telah Allah turunkan untuk kita melalui Nabi Muhammad SAW," imbuhnya.
Selanjutnya, Buya Yahya mengingatkan untuk tidak menjadi bodoh dalam urusan keyakinan pada kekuasan Allah, yang Maha Mengetahui segala sesuatu. (Ree/Wil)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : |
Komentar & Reaksi