JEMBER-Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Saling berinteraksi adalah salah satu cara manusia bersosialisasi dengan sesamanya.
Kemudian, dari interaksi sosial tersebut terciptalah hubungan antar manusia, seperti hubungan pertemanan, rekan kerja dan lain sebagainya.
Namun, interaksi tersebut tidak hanya menciptakan hubungan yang baik antar sesama. Akan tetapi juga dapat menciptakan hubungan yang buruk.
Seperti saat seseorang secara tidak sadar maupun sebaliknya, mengeluarkan kalimat-kalimat yang menyakitkan bagi lawan bicaranya, hingga membuat si pendengar merasa sakit hati dengan ucapan tersebut.
Dilansir dari kanal YouTube Dakwah Islam, ustaz Hanan Attaki mengingatkan ketika diri merasa dicela dengan kalimat-kalimat ejekan, boleh untuk membalasnya. Akan tetapi tambahnya, sesungguhnya Allah lebih menyukai hamba-Nya yang bersabar dan mampu memaafkan.
"Jadi kalau misalnya yang dicela itu pribadi kita, kita punya dua pilihan, antara mengambil hak kita untuk membalas, atau bersabar dan memafkan," ujarnya.
Allahpun menegaskan hal tersebut dalam Al-Qur'an surah Asy-Syura, bahwa memberi balasan ketika diri merasa dicela ataupun dizalimi adalah hak bagi setiap hamba-Nya.
Lalu, di ayat yang sama pula Allah berfirman, bahwa merka yang mampu memaafkan akan mendapat pahala di sisi-Nya, karena sesunghuhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berbuat zalim.
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatam yang setimpal, tetapi barang siapa memafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh Dia tidak menyukai orang-orang yang berbuat zalim," QS Asy-Syura 40.
Selian itu, ustaz Hanan juga menjelaskan bahwa saat seseorang membalas perbuatan orang yang mencela atau menzaliminya, maka Allah menggantung kedua amalan mereka antara langit dan bumi.
"Sehingga kalau kita tidak memaafkan, dia amalnya kegantung, amal kita kegantung, sama-sama rugi," jelasnya.
Ia pun mengajak untuk sama-sama belajar melapangkan dada dan memaafkan kesalahan orang lain, cara paling mudah ungkapnya adalah dengan mengingat kembali kebaikan-kebaikan orang tersebut.
"Mari kita belajar melapangkan dada kita memaafkan kesalahan-kesalahan saudara kita, caranya sederhana ingatlah kebaikan dia," tutupnya. (Ree/Wil)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : |
Komentar & Reaksi