JEMBER - Meski sudah berganti dua kali kepemimpinan Bupati Jember, guru yang mengajar diperbatasan nasibnya masih tetap mengenaskan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Forum Honorer Persatuan Guru Republik Indonesia Jawa Timur, Ilham Wahyudi,Selasa (04/10/2021) lewat sambungan selulernya.
Menurut Ilham, pihaknya sudah berupaya berjuang maksimal, bagaimana para guru bisa mendapatkan hak yang sama. Namun, hasilnya masih tetap saja nihil.
Ilham melihat, dari beberapa persoalan yang dialami para guru pinggiran sangat kompleks dan sangat memperihatinkan.
"Meski sudah mengajar diatas 10 tahun, berijazah S1, gaji mereka sangat jauh dari kata cukup ada yang masih 300 -600 ribu. Ini sudah berganti dua kali bupati nasibnya masih belum berubah," beber Ilham menjelaskan.
Aktivis pendidikan ini juga merinci, dari data yang dia kumpulkan jumlahnya hampir 100 orang.
"Mereka berKTP luar Jember namun mereka mengabdi di Jember. Banyak berasal dari Lumajang, Bondowoso dan Banyuwangi. Nah, entah alasan apa mereka tetap tidak mendapatkan Surat Keputusan Bupati Jember," tegas Ilham.
Dari persoalan berkepanjangan itulah, Ilham mengaku memandang perlu mengajak semua pihak untuk memikirkan hal itu.
"Padahal, Bupati Hendy saat kampanye lantang bersuara. Persoalan guru honorer dirinya siap. Namun, prakteknya bagaimana," cetus Ilham dengan nada kecewa.
Ilham berharap, Bupati dan Ketua DPRD Jember kembali melihat dan mereview perjuangan guru pinggiran.
"Jangan sampai, harapan itu pupus karena mereka sudah memasuki masa pensiun," pungkas Ilham.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi