SUARA INDONESIA JEMBER

Orientasi Mabigus di Wuluhan, Kwarcab Jember Tekankan Netralitas Insan Pramuka di Tahun Politik

Tamara F - 11 November 2023 | 13:11 - Dibaca 1.84k kali
Pendidikan Orientasi Mabigus di Wuluhan, Kwarcab Jember Tekankan Netralitas Insan Pramuka di Tahun Politik
Pembukaan Orientasi Mabigus Gerakan Pramuka Kwarran Wuluhan. Kegiatan ini berlangsung di Aula PGRI Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Sabtu (11/11/2023). (Foto: Istimewa)

JEMBER, SUARA INDONESIA- Lebih dari seratus peserta mengikuti Orientasi Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) Gerakan Pramuka Kwartir Ranting (Kwarran) Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Sabtu (11/11/2023). Mereka adalah para kepala sekolah dan guru di tingkat SD, MI, SMP dan MTs, se Kecamatan Wuluhan.

Ketua Kwarran Gerakan Pramuka Wuluhan, Mohamad Solikin mengatakan, orientasi yang berlangsung di Aula PGRI ini, bertujuan untuk menata administrasi dan kelembagaan Pramuka di tingkat sekolah atau gugus depan. Muaranya, menggeliatkan kembali kegiatan Pramuka di wilayah setempat.

“Jumlah ada 125 orang dari target 80 peserta yang mengikuti orientasi ini. Mereka adalah kepala sekolah dan satu guru dari lembaga pendidikan setingkat SD dan SMP. Alhamdulillah, kegiatan ini disambut hangat karena peserta sangat antusias,” terangnya.

Menurutnya, puluhan lembaga pendidikan di Kecamatan Wuluhan mengirimkan delegasi. Total ada 55 lembaga yang telah mendaftar. Mereka berasal dari lembaga SD, MI, SMP dan MTs. Baik negeri maupun swasta. Jumlah ini lebih dari separuh lembaga pendidikan yang ada, yang berjumlah sekitar 100 sekolah dan madrasah.

“Di sisi lain, kami juga ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas penggerak Pramuka di Kwarran Wuluhan, serta memperbaiki tata kelola organisasi di tingkat gugus depan,” jelasnya.

Solikin berujar, selama ini kegiatan Pramuka hanya menyasar siswa atau peserta didik saja. Tidak sampai menyentuh pemangku kebijakan di tingkat sekolah. Padahal, secara keorganisasian, di tiap lembaga pendidikan ada ketua mabigus ex officio kepala sekolah. “Dan mereka inilah menjadi penentu kebijakan di level gugus depan,” ujarnya.

Dia berharap, setelah masa orientasi selesai, terbentuk susunan pengurus di tingkat gugus depan. Mulai dari ketua mabigus ex officio kepala sekolah, ketua gugus depan yang dipilih melalui musyawarah, serta guru pendamping putra dan pendamping putri.

Tak hanya soal penataan kelembagaan, orientasi ini juga meneguhkan netralitas Gerakan Pramuka di tengah situasi politik yang mulai menghangat. Karena sesuai dengan prinsip organisasi kepanduan, Gerakan Pramuka tidak boleh terseret arus dukung mendukung. Baik pada pemilu legislatif maupun presiden.

“Pramuka ya Pramuka, politik ya politik. Kami tidak akan diseret ke mana-mana. Meski demikian, pendidikan politik di Pramuka tetap diperbolehkan,” paparnya.

Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Jember, Sukowinarno, hadir langsung untuk membuka kegiatan itu. Kepada Suara Indonesia, dia mengungkapkan, kegiatan orientasi tersebut tidak hanya berlangsung di Wuluhan, tapi juga kwarran lain di kabupaten setempat.

Setidaknya, Sukowinarno memaparkan, ada tiga target dari kegiatan orientasi ini. Pertama, kepala sekolah sebagai pemimpin, dapat menakhodai lembaga pendidikan dalam pengembangan gerakan pramuka, sekaligus menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik.

“Kedua, kepala sekolah yang sekaligus ketua mabigus, dapat meningkatkan kegiatan pramuka berdasarkan regulasi yang ada. Dan ketiga, mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan kepramukaan tersebut,” paparnya.

Sukowinarno juga menekankan netralitas Pramuka dalam orientasi itu. Terlebih, para peserta merupakan aparatur sipil negara (ASN) yang dituntut tak berpihak dalam kontestasi politik. Sebab, meski penyelenggaraan pemilu masih beberapa bulan mendatang, tapi prosesnya telah dimulai sejak sekarang.

“Kami tekankan, sebagai insan Pramuka harus turut menyukseskan pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada 2024 nanti. Namun, harus benar-benar netral. Pramuka tidak boleh dibawa ke mana-mana,” ucapnya.

Ketua kwarcab yang sekaligus Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pemkab Jember ini mengaku, walau sejauh ini belum ada upaya tarik menarik dukungan di internal Pramuka, tapi penekanan netralitas itu dinilainya penting. Langkah ini untuk mengingatkan agar insan Pramuka tak sampai terseret kegiatan politik praktis.

“Kami di tingkat pengurus kwarcab sudah berkomitmen untuk menjaga netralitas. Alhamdulillah, sampai sekarang tidak (terseret aksi dukung mendukung). Semoga kondisi ini terus terjaga,” pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Tamara F
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya