SUARA INDONESIA JEMBER

Ustaz Johan Saputra Halim: Manusia dan Sifat Prasangkanya

Wildan Mukhlishah Sy - 07 December 2021 | 20:12 - Dibaca 90 kali
Pendidikan Ustaz Johan Saputra Halim: Manusia dan Sifat Prasangkanya
Ilustrasi (Foto: Wildan/Suaraindonesia)

JEMBER-Dalam Kehidupan sehari-hari manusia tentu tidak bisa lepas dari sebuah prasangka, sifat ini pun bisa dimiliki oleh setiap orang, baik yang muda maupun tua.

Prasangka sendiri terbagi menajdi dua bagian. Pertama, prasangka baik yang lebih dikenal dengan istilah husnudzan. Kedua, prasangka buruk, atau biasa disebut suudzan.

Ustaz Johan Saputra Halim, pada kanal YouTube Yufid.TV Pengajian & Ceramah Islam mengingatkan untuk menjauh sifat suudzon atau berprasangka buruk dapat mengakibatkan pertikaian. 

Hal tersebut dimulai dari kebencian yang kemudian diungkapkan melalui perkataan maupun perbuatan. Dari sini, timbulah bibit perpecahan antar sesama.

"Dampak buruk dari suudzan adalah pertikaian, biasanya akan menimbulkan kebencian dalam hati. Kemudian, biasannya kebencian itu akan diungkapkan dengan lisan atau perbuatan. Sehingga, akan memunculkan pertikaian, akhirnya dapat memutus persaudaraan," jelasnya.

Dalam hadis, Rasulullah SAW juga bersabda bahwa prasangka buruk ialah seburuk-buruknya ucapan. Karena itulah ia melarang umatnya dari sifat suudzan.

Kemudian, Rasulullah juga melarang umatnya untuk mencari-cari kesalahan maupun memata-matai saudaranya yang lain. Beliau juga mengingatkan untuk tidak acuh apalagi saling benci dengan sesama.

"Jauhilah sifat berprasangka karena berprasangka itu sedusta-dusta pembicaraan. Dan janganlah kamu mencari kesalahan memata-matai, janganlah kamu berdengki-dengkian, janganlah kamu belakang-membelakangi dan janganlah kamu benci-bencian. Dan hendaklah kamu semua wahai hamba-hamba Allah bersaudara," HR Bukhari.

Lebih jauh, ustaz Johan mengatakan ketika seseorang telah mencari-cari kesalahan orang lain, maka yang dia temukan justru kebaikan-kebaikannya. Akan tetapi, karena diawali dengan prasangka buruk maka yang terjadi adalah iri dengki dalam hati.

"Akibat yang diawali dari prasangka buruk, akhirnya mencari-cari kesalahan-kesalahan tersebut, setelah ketemu disebarkan. Saat mencari-cari kejelekannya kadang kita menemukan kebaikannya, lalu timbulah hasad, karena diawali dengan prasngka buruk," ujarnya.

Ia menambahkan, hendaklah ketika hati dan pikiran mulai berprasangka buruk, maka ajaklah keduanya untuk beristighfar memohon ampunan kepada Allah SWT.

"Sebagai manusia kadang-kadang muncul suudzon kepada teman, saat berprasangka buruk hendaknya kita beristighfar," tandasnya. (Ree/Wil)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya